Saat anak-anak lain sibuk bermain, Buffett tekun mempelajari investasi saham. Selama bertahun-tahun ia terus menimbun pengalaman dalam berinvestasi, sehingga setelah menginjak umur 20-an, ia telah cukup "matang" sebagai investor yang andal.
Makanya, jangan heran kalau hal itulah yang kemudian membuatnya begitu sukses dalam investasi saham. Pengalaman-lah yang membedakan Buffett dengan investor lain. Andaikan ia begitu terlambat berinvestasi saham, maka hasilnya tentu akan sangat berbeda.
Kalau begitu, apakah tidak ada harapan lagi bagi orang yang sudah "berumur" untuk mendalami investasi saham? Jawabannya sebetulnya ada.
Kalaupun orang tersebut terhalang oleh usia, bukankah masih ada generasi penerus yang jauh lebih muda dan punya cukup banyak kesempatan untuk dikenalkan dengan investasi saham?
Alhasil, meskipun belum bisa berinvestasi secara langsung, namun dengan mengenalkan anak-cucuknya dengan dunia saham, maka secara tersirat, seseorang sebetulnya sudah mengajarkan sebuah kecerdasan finansial, yang mungkin saja dapat menolong kehidupan mereka kelak.
Dengan demikian, keterbatasan usia sebetulnya bukanlah halangan, asalkan ada kemauan yang begitu kuat untuk menyelami sebuah "samudera" yang bernama pasar saham.
Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI