Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Inilah 3 Isyarat di Balik "Aksi Heroik" Investor Lokal Saat Membendung Kejatuhan IHSG

16 September 2020   07:00 Diperbarui: 16 September 2020   21:15 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi investor/ sumber: www.openaccessgovernment.org

Satu fenomena menarik yang terlihat dalam peristiwa tumbangnya IHSG beberapa waktu lalu ialah aksi pembelian saham yang dilakukan secara masif oleh investor lokal.

Aksi tadi boleh dibilang cukup "heroik" karena mampu membendung kejatuhan pasar saham di tanah air setelah para investor asing memilih menjual sahamnya dengan nilai transaksi yang mencapai lebih dari 1 triliun rupiah.

Berkat aksi tersebut, IHSG yang anjlok 5% ke level 4800-an pada tanggal 10 September kemarin pelan-pelan mulai bangkit beberapa hari kemudian.

Jika dianalisis secara mendalam, maka pembelian besar-besaran yang dilakukan oleh investor lokal tersebut sejatinya mengisyaratkan 3 hal.

Yang pertama, investor lokal cukup yakin dengan situasi ekonomi Indonesia saat ini. 

Meskipun sekarang perekonomian Indonesia sedang "dihantui" oleh resesi, namun investor lokal tampaknya mempunyai persepsi bahwa penurunan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal berikutnya tidak bakal sedalam kuartal sebelumnya, yang mencapai angka -5,32%.

Alasannya, kebijakan "New Normal" yang dijalankan secara perlahan mampu "memompa" perekonomian di tengah masyarakat. Dengan demikian, perekonomian yang tadinya "macet" karena ada banyak aktivitas bisnis yang dihentikan pelan-pelan mulai bergerak kembali, dan hal itulah yang kemudian membuat perekonomian Indonesia memasuki tahap pemulihan.

Oleh sebab itu, kejatuhan IHSG akibat wacana PSBB di DKI hanya bersifat sementara sehingga investor lokal berani menampung saham yang dilepas oleh investor asing.  

Yang kedua, investor lokal tampaknya memperkirakan bahwa "PSBB Jilid 2" tersebut mungkin saja berbeda dengan PSBB sebelumnya. 

Perkiraan ini sebetulnya bersifat spekulatif. Maklum, saat Gubernur Anies mengumumkan wacana tersebut, tidak ada penjelasan yang cukup spesifik terkait pelaksanaannya. Gubernur Anies hanya menyebutkan bahwa PSBB seperti sebelumnya bakal kembali dilaksanakan mulai tanggal 14 September 2020.

Pengumuman tadi sontak memunculkan persepsi negatif di kalangan investor asing. Investor asing sepertinya khawatir bahwa perekonomian Indonesia akan lebih parah dengan diberlakukannya PSBB tadi. Alhasil, sehari setelah pengumuman tersebut disampaikan, IHSG langsung "terjun bebas".

Meski begitu, investor lokal ternyata mempunyai persepsi yang berbeda. Investor lokal berasumsi bahwa hampir mustahil pemerintah menerapkan PSBB seperti yang dilaksanakan pada bulan Maret silam.

Pasalnya, apabila DKI Jakarta jadi melaksanakan PSBB seperti sebelumnya, maka "skenario pemulihan ekonomi" yang sudah dirancang pemerintah pusat mesti ditulis ulang, mengingat DKI Jakarta merupakan daerah yang menyumbang kontribusi ekonomi yang cukup besar bagi pertumbuhan PDB Indonesia.

Atas dasar itulah investor lokal mempunyai keyakinan yang cukup kuat bahwa "PSBB Total" yang diwacanakan tidak akan sampai "segalak" sebelumnya, sehingga ketika IHSG turun cukup dalam akibat investor asing mengobral sahamnya, investor lokal berani membeli saham bagus di harga bawah.

Yang ketiga, peristiwa itu menjadi bukti bahwa investor lokal mulai berdikari.

Hal ini tentu patut mendapat apresiasi, mengingat beberapa dekade sebelumnya, jumlah investor lokal masih kalah dominan dibandingkan investor asing.

Sebelumnya pengaruh investor asing di pasar saham Indonesia memang cukup kuat, sehingga kalau terjadi krisis dan investor asing jualan saham, maka IHSG bisa terperosok begitu dalam.

Namun, sekarang situasi sudah berbeda. Dominasi investor asing kini mulai diimbangi oleh investor lokal. Hal inilah yang kemudian membuat IHSG mampu bertahan dengan cukup baik meskipun investor asing "gila-gilaan" melego saham.

"Ujian" yang mengukur ketangguhan investor lokal memang belum selesai, mengingat Pandemi Covid-19 belum kunjung berakhir. Dalam beberapa bulan berikutnya, situasi apapun masih bisa terjadi.

Meski begitu, situasi tersebut sebetulnya membuka kesempatan bagi investor lokal untuk menjadi "tuan rumah" di negeri sendiri. Saat investor asing lari tunggang langgang karena takut terjadi resesi, maka mungkin inilah waktunya agar investor lokal bisa ikut berkontribusi memulihkan perekonomian Indonesia dengan membeli saham-saham yang dijual oleh investor asing.

Dengan demikian, ketergantungan terhadap investor asing bisa dikurangi sehingga dalam situasi terburuk sekalipun, pasar saham Indonesia mampu bertahan melewati krisis yang sedang terjadi.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun