Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Pengalaman Meraih Untung 100% dari Investasi Saham

29 Agustus 2020   07:07 Diperbarui: 29 Agustus 2020   17:48 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Layanan tadi terasa begitu bermanfaat, terutama dalam masa pandemi, sebab nasabah yang sulit mengurus segala macam keperluan secara langsung di bank bisa menyelesaikannya lewat aplikasi tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, prospek BRIS sebetulnya tampak cerah. Meski begitu, saya tidak langsung memborong saham BRIS sekaligus, mengingat di laporan arus kasnya terdapat defisit sebesar 3 triliun rupiah. Defisit tadi bisa mengindikasikan bahwa perusahaan begitu ekspansif dalam menjalankan usaha, sampai-sampai dana operasionalnya minus.

Selain itu, kondisi IHSG juga masih "angin-anginan" setelah mengalami crash yang cukup dalam pada bulan Maret. Dalam situasi tersebut, cukup berisiko kalau saya berbelanja saham sekaligus. 

Makanya, untuk meminimalkan risiko, saya memutuskan membelinya secara bertahap, mulai dari harga 264, 288, 296, dan 308. Jika dirata-rata, maka harga pembelian yang didapat adalah 300.

Namun demikian, reli saham BRIS ternyata sempat terhenti di harga 300-an. Cukup lama harganya bolak-balik di harga 280-320. Sepertinya investor masih "bimbang" untuk memborong sahamnya. Alhasil, biarpun valuasinya masih begitu murah (PBV 0,5 kali), namun harganya cenderung jalan di tempat.

Momentum Kenaikan Harga

Situasi itu ternyata berlangsung beberapa minggu saja. Sebab, begitu muncul sebuah sentimen positif, maka terjadilah sebuah "momentum".

Sentimen yang dimaksud ialah rencana pemerintah untuk memerger beberapa bank syariah milik negara pada tahun 2021. Berita ini sontak "menyengat" saham BRIS. Harga saham BRIS yang tadinya "adem ayem" pun melesat dengan begitu cepat.

Pemerintah, melalui Kementerian BUMN, berencana memerger perbankan beberapa bank syariah milik negara/ sumber: https://medcom.id
Pemerintah, melalui Kementerian BUMN, berencana memerger perbankan beberapa bank syariah milik negara/ sumber: https://medcom.id
Walaupun berita tadi masih belum pasti terjadi, tetapi saya memutuskan membeli saham BRIS beberapa kali lagi. Alasannya? Harganya masih terbilang murah dan saya melihat kenaikan harganya begitu kuat.

Hal ini tentu saja merupakan sebuah "sinyal" yang bagus. Setelah dana yang tersedia habis terpakai, maka saya memperoleh cukup banyak saham BRIS dengan harga pembelian 381.

Selebihnya yang saya lakukan adalah "tidur". Saya mendiamkan saja sahamnya. Tidak ada pembelian berikutnya, dan ternyata harganya terus naik, apalagi setelah perusahaan merilis laporan keuangan semester 1, yang menunjukkan kinerja yang begitu bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun