Saham yang menjadi market leader memang merupakan pilihan investasi yang patut dipertimbangkan. Sebab, saham demikian umumnya mempunyai pondasi bisnis yang kuat dan kokoh. Alhasil, dalam situasi krisis, saham demikian mampu bertahan dengan baik.
2. Mengalami lonjakan laba bersih yang besar
Saham "supersub" yang menarik adalah yang laba bersihnya melonjak tajam dalam satu kuartal. Lonjakan tadi mesti kuat dan besar, katakanlah hingga ratusan persen, secara year on year. Jika laba bersihnya meningkat demikian, maka harga sahamnya juga bakal melesat dengan cepat.
Namun, sebelum membeli saham demikian, maka sebaiknya kita menyelidiki asal-usul lonjakan laba tadi. Perhatikanlah sisi penjualan, laba kotor, dan laba usahanya. Jika ketiga bagian tadi sama-sama naik, maka kinerja perusahaan memang sedang bagus.
Sebaliknya, kalau penjualan turun, tetapi laba bersihnya naik, maka boleh jadi, lonjakan laba tadi berasal dari penjualan aset atau pendapatan lain-lain. Sebaiknya hindarilah saham tersebut, karena labanya tidak murni dari kegiatan bisnis utamanya.
3. Memiliki neraca yang kuat
Kekuatan neraca cukup berpengaruh terhadap pergerakan harga saham. Maklum, saham yang mempunyai neraca yang kuat dianggap minim risiko, sehingga investor umumnya lebih berminat membelinya.
Kekuatan neraca bisa diketahui lewat dua rasio, yakni Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR). DER adalah rasio yang membandingkan seluruh liabilitas dengan jumlah ekuitas.Â
Jumlah DER yang baik berada di bawah 1 kali. Sementara, CR adalah rasio yang membandingkan semua aset lancar dengan liabilitas lancar. Jumlah CR yang ideal berada di atas 1 kali.
Oleh sebab itu, jika ingin memperoleh untung yang besar dari "saham supersub", maka carilah yang mempunyai jumlah liabilitas yang rendah.
4. Mempunyai valuasi yang murah