Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Inilah 4 Ciri "Saham Supersub" yang Bisa Beri Untung hingga Dobel Digit

3 Juli 2020   13:36 Diperbarui: 3 Juli 2020   15:01 2298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pergerakan harga saham| Sumber: https://markets.businessinsider.com

Dalam pertandingan sepak bola, jika ada pemain yang tampil kurang cemerlang, maka pelatih umumnya bakal mengeluarkan pemain tadi dari lapangan, lalu memasukkan pemain lain yang dinilai mampu mengubah "irama permainan".

Tindakan ini merupakan salah satu strategi yang biasa diterapkan oleh semua pelatih sepak bola. Dengan menjalankan strategi ini, sang pelatih berharap pemain yang baru masuk dapat "memompa" semangat tim, sehingga tim bisa memecah kebuntuan dan bahkan meraih kemenangan.

Pada sejumlah laga, strategi ini cukup mumpuni. Pasalnya, kehadiran pemain baru dapat menjadi penentu kemenangan. Sudah ada cukup banyak contoh yang memperlihatkan hal ini.

Sebut saja aksi yang sering diperlihatkan beberapa pemain pengganti, seperti Olivier Giroud (Chelsea) dan Divock Origi (Liverpool). Saat aliran serangan mandek, keduanya acapkali dimasukkan pada pertengahan laga, dan ajaibnya, mereka mampu mencetak gol krusial untuk tim.

oliver giroud/ sumber: https://chroniclelive.co.uk
oliver giroud/ sumber: https://chroniclelive.co.uk
Dalam sepak bola, tipe pemain yang bisa mengubah "warna pertandingan" demikian disebut sebagai "supersub". Pemain semacam ini memang jarang jumlahnya. Alhasil, klub yang mempunyai pemain tersebut boleh dikatakan cukup beruntung, sebab klub tadi memiliki "senjata pamungkas", yang bisa diandalkan di dalam laga-laga genting.

Tak hanya di jagat sepak bola, "supersub" juga terdapat dalam investasi saham. Jika ditelaah lebih dalam, ada saham-saham tertentu yang layak disebut "supersub", karena kehadirannya bisa membalikkan kerugian menjadi keuntungan.

Saya sendiri cukup beruntung memiliki "saham supersub" demikian. Berkat saham tadi, capital loss yang saya alami jadi berkurang drastis.

Jika diingat-ingat, maka pembelian saham tadi sebetulnya terjadi tanpa disengaja. Saya ingat, beberapa bulan lalu, akibat IHSG crash, portofolio saya pun begitu berantakan. Banyak saham-saham yang saya pegang mengalami loss. Tidak tanggung-tanggung, nilai lossnya bahkan bisa mencapai dua digit!

Meski begitu, di tengah situasi yang serba gamang, saya berupaya berpikir dengan tenang. Dalam kondisi krisis demikian, ketenangan berpikir memang diperlukan, supaya saya tidak salah dalam mengambil keputusan. Alhasil, alih-alih menjual semua saham saya, saya memilih menunggu kabar baik yang bakal muncul.

Untungnya, berita baik itu muncul dalam waktu yang relatif cepat, sehingga situasi yang tadinya penuh dengan kekacauan pelan-pelan mulai membaik. IHSG yang sebelumnya sempat jeblok di bawah level 4000 sedikit demi sedikit terangkat hingga 4900-an.

ilustrasi crashnya pasar saham/ sumber: https://finance.yahoo.com
ilustrasi crashnya pasar saham/ sumber: https://finance.yahoo.com
Walaupun terjadi kenaikan, namun sejumlah saham yang saya koleksi ternyata tidak serta-merta naik harganya. Tetap saja, ada satu-dua saham saya yang susah pulih setelah harganya jatuh hingga 40% lebih.

Jika dianalogikan dengan ranah sepakbola, maka saham-saham tadi ibarat pemain yang begitu jelek penampilannya di lapangan hijau. Kehadirannya tentu "membebani" kinerja portofolio.

Saya kemudian terpikir menjual saham tadi, tetapi hal itu sempat tertunda, karena saya belum menemukan "saham supersub" yang layak dibeli. Alhasil, saya pun menanti kesempatan investasi yang bagus, yang bakal muncul berikutnya.

Kesempatan itu akhirnya muncul pada awal Bulan Mei silam. Pada saat itu, saya menemukan sebuah saham yang cukup menarik karena laba bersihnya melonjak hingga 800% jika dibandingkan periode sebelumnya.

Setelah melakukan sedikit analisis dan melihat ternyata fundamentalnya cukup bagus, maka saya merasa yakin bahwa saham inilah yang layak menggantikan saham saya yang merugi. Inilah "saham supersub" yang saya cari. Alhasil, tanpa ragu, saya kemudian "menukar" saham lama saya yang masih loss dengan saham yang baru.

Strategi ini sebetulnya tidak bebas risiko. Sebab, bisa saja, "saham supersub" yang saya beli tidak naik harganya seperti yang diharapkan. Jika hal itu sampai terjadi, maka bukankah kondisinya akan sama saja atau bahkan lebih buruk?

Meski begitu, saya tetap pada putusan saya, dan untungnya, kecemasan tadi tidak terwujud, sebab "saham supersub" yang saya punya ternyata mampu menghasilkan keuntungan hingga 30% lebih. 

Beberapa minggu yang lalu, saham itu pun sudah habis dijual, untuk kemudian ditukar lagi dengan saham lain yang menurut saya menarik dibeli.

***

Berdasarkan pengalaman tadi, saya jadi tahu karakteristik "saham supersub". Setelah melakukan analisis, setidaknya saya menemukan 4 ciri "saham supersub".

1. Merupakan emiten terbesar di sektornya

Saham "supersub" yang saya beli merupakan pemimpin pasar di sektornya. Hal ini bisa dilihat dari ukuran kapitalisasi pasar dan penjualannya. Nilainya mengungguli saham-saham lain yang sejenis.

Saham yang menjadi market leader memang merupakan pilihan investasi yang patut dipertimbangkan. Sebab, saham demikian umumnya mempunyai pondasi bisnis yang kuat dan kokoh. Alhasil, dalam situasi krisis, saham demikian mampu bertahan dengan baik.

2. Mengalami lonjakan laba bersih yang besar

Saham "supersub" yang menarik adalah yang laba bersihnya melonjak tajam dalam satu kuartal. Lonjakan tadi mesti kuat dan besar, katakanlah hingga ratusan persen, secara year on year. Jika laba bersihnya meningkat demikian, maka harga sahamnya juga bakal melesat dengan cepat.

Namun, sebelum membeli saham demikian, maka sebaiknya kita menyelidiki asal-usul lonjakan laba tadi. Perhatikanlah sisi penjualan, laba kotor, dan laba usahanya. Jika ketiga bagian tadi sama-sama naik, maka kinerja perusahaan memang sedang bagus.

Sebaliknya, kalau penjualan turun, tetapi laba bersihnya naik, maka boleh jadi, lonjakan laba tadi berasal dari penjualan aset atau pendapatan lain-lain. Sebaiknya hindarilah saham tersebut, karena labanya tidak murni dari kegiatan bisnis utamanya.

3. Memiliki neraca yang kuat

Kekuatan neraca cukup berpengaruh terhadap pergerakan harga saham. Maklum, saham yang mempunyai neraca yang kuat dianggap minim risiko, sehingga investor umumnya lebih berminat membelinya.

Kekuatan neraca bisa diketahui lewat dua rasio, yakni Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR). DER adalah rasio yang membandingkan seluruh liabilitas dengan jumlah ekuitas. 

Jumlah DER yang baik berada di bawah 1 kali. Sementara, CR adalah rasio yang membandingkan semua aset lancar dengan liabilitas lancar. Jumlah CR yang ideal berada di atas 1 kali.

Oleh sebab itu, jika ingin memperoleh untung yang besar dari "saham supersub", maka carilah yang mempunyai jumlah liabilitas yang rendah.

4. Mempunyai valuasi yang murah

Dalam berinvestasi saham, faktor valuasi mempunyai peranan yang cukup penting. Valuasi adalah penilaian mahal-murahnya harga saham. Penilaian ini bisa diketahui lewat Price Earning Ratio dan Price Book Value. Semakin rendah rasio tadi, maka semakin murah harga sahamnya. Sebaliknya pun demikian.

Nah, dalam menyeleksi "saham supersub", pilihlah yang valuasinya murah. Sebab, valuasi tadi membikin investor tertarik membeli sahamnya. Alhasil, jika ada banyak yang ingin mengoleksi sahamnya, maka harganya akan terdorong naik.

***

Seperti halnya pesepak bola, "saham supersub" memang mampu menciptakan dampak positif bagi portofolio. Kenaikan harganya yang kuat bisa memberikan keuntungan yang besar. Alhasil, dalam situasi krisis, saham tadi dapat menjadi penyelamat.

Meski begitu, sayangnya, kemunculan "saham supersub" sangatlah jarang. Oleh sebab itu, jika menemukannya, maka investor mesti membelinya secepat mungkin, sebelum harganya telanjur terbang akibat diborong orang lain.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun