Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Akuisisi Indofood Bakal "Seheboh" Akuisisi Agensi SEVENTEEN?

29 Mei 2020   09:01 Diperbarui: 29 Mei 2020   09:08 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pergerakan saham indofood cbp pada perdagangan 26 mei 2020/ sumber: https://www.tradingview.com

Boyband asal Korea Selatan, yakni BTS, akhirnya mempunyai "saudara baru". Hal ini terjadi setelah agensi yang menaungi BTS, yaitu Big Hit Entertainment, secara resmi mengakuisisi saham Pledis Entertainment. Alhasil, berkat aksi korporasi ini, beberapa boyband yang bernaung di Pledis Entertainment, seperti SEVENTEEN dan Nu'est, ikut bergabung ke dalam keluarga besar Big Hit Entertainment.

Akuisisi tadi boleh jadi dilakukan untuk memperluas pangsa pasar yang dimiliki Big Hit. Saat melakukan aksi korporasi ini, manajemen Big Hit tampaknya merasa perlu "mencaplok" agensi lain demi mengurangi persaingan yang sedemikian ketat di industri entertainment, sekaligus memperkuat aset yang dimiliki perseroan.

Jadi, biarpun harus menghabiskan cukup banyak uang, namun, dalam jangka panjang, transaksi ini dinilai bisa memperbesar penjualan dan laba yang bakal diterima oleh Big Hit.  

***

Dalam dunia bisnis, akuisisi demikian adalah transaksi yang umum dilakukan. Transaksi ini biasanya melibatkan dua perusahaan atau lebih. Transaksi tadi baru akan tercipta kalau ada kesepakatan jual-beli saham di antara perusahaan yang terlibat.

Jika semua proposal akuisisi disetujui, maka, perusahaan akan mengumumkan hal itu kepada masyarakat. Hal itu dilakukan supaya pelanggan dari perusahaan yang dibeli mengetahui bahwa telah terjadi pengambilalihan saham, yang berpotensi mengubah nama atau layanan dari perusahaan tadi.

Meskipun merupakan sesuatu yang biasa terjadi, namun, akusisi sering menyita perhatian investor saham. Maklum, kabar tentang akuisisi biasanya berpengaruh pada pergerakan harga saham dari perusahaan yang bersangkutan. Jika akuisisi tadi dianggap baik, maka, harga sahamnya bisa "terbang". Sebaliknya, kalau buruk, maka, harganya akan "tumbang".

Satu kasus akuisisi yang cukup ramai diperbincangkan investor pada bulan ini ialah rencana pembelian yang akan dilakukan oleh Indofood terhadap Grup Pinehill. Isu seputar akuisisi ini sebetulnya sudah mengemuka sejak beberapa bulan lalu, tetapi pada waktu itu, manajemen belum memberikan kejelasan tentang kabar tersebut.


Meski begitu, isu itu kemudian terus tergulir dan baru terungkap jelang Lebaran kemarin. Lewat pengumuman yang disampaikan di situs Bursa Efek Indonesia, Indofood mengabarkan telah mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi Grup Pinehill sebesar 44 triliun Rupiah lebih.

Jika ditelisik dari laporan keuangan tahun 2019, maka, Grup Pinehill sebetulnya masih memperlihatkan kenerja yang apik. Hal ini bisa dilihat dari volume penjualan dan labanya yang terus bertumbuh dari waktu ke waktu.

Oleh sebab itu, kondisi keuangan Pinehill sebetulnya cukup sehat, dan prospek bisnisnya pun lumayan cerah, mengingat grup ini memproduksi Indomie untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika, seperti Arab Saudi, Maroko, Nigeria, dan Mesir. Dus, kalau sukses mengakuisisi Pinehill, maka, Indofood tak hanya akan "merajai" pasar mie instan di Indonesia, tetapi juga di dunia!

Dengan semua potensi keuntungan tadi, maka, jangan heran kalau Indofood harus menggelontorkan dana sebesar 2,9 miliar USD (4,4 triliun Rupiah) untuk mengakuisisi Grup Pinehill. Dana tadi sejatinya berasal dari kas Indofood sebesar 300 juta USD, dan sisanya dari pinjaman bank.

Walaupun dalam jangka panjang bisa membikin kinerja Indofood tambah ciamik, namun, anehnya, investor berpandangan berbeda. Alih-alih membeli, investor malah beramai-ramai menjual saham Indofood karena akuisisi tadi dikhawatirkan membuat utang yang ditanggung Indofood bertambah banyak, sehingga bisa membebani kinerjanya dalam jangka pendek.

Selain itu, valuasi Grup Pinehill juga terbilang premium. Hal ini bisa dilihat dari Price Earning Ratio-nya yang sebesar 23 kali. Untuk sektor makanan dan minuman, sebetulnya valuasi ini terbilang wajar. Artinya nilai transaksinya sebanding dengan kualitas fundamentalnya. 

Lagipula, Grup Pinehill juga memberi "jaminan" perolehan laba sebesar 128 juta USD kepada Indofood jika akuisisi ini terjadi. Dengan adanya jaminan tadi, maka, setidaknya valuasi yang dianggap "premium" tadi bisa diimbangi dengan laba yang bakal diterima Indofood.

Meski begitu, tetap saja, investor memandang bahwa akuisisi itu terlalu berisiko, sehingga saham Indofood pun "longsor" ditekan kekhawatiran atas beban utang yang bakal ditanggung perusahaan.

pergerakan saham indofood cbp pada perdagangan 26 mei 2020/ sumber: https://www.tradingview.com
pergerakan saham indofood cbp pada perdagangan 26 mei 2020/ sumber: https://www.tradingview.com
Bagi investor yang horison investasinya jangka pendek, kabar akuisisi tadi mungkin kurang menarik. Akan tetapi, bagi investor yang horison investasinya jangka panjang, berita itu menawarkan peluang investasi yang bagus.

Alasannya? Biarpun pada tahun-tahun awal, Indofood mungkin akan lebih "sibuk" melunasi utang-utangnya, tetapi, dalam jangka panjang, pendapatan yang bisa dipetik perusahaan bisa bertumbuh pesat.

Hal ini bisa terjadi karena masih ada ruang pertumbuhan penjualan di Wilayah Timur Tengah dan Afrika. Jika sukses menguasai wilayah tadi, maka, bukan mustahil, penjualan yang bisa didapat Indofood bakal tumbuh 2 kali lipat.

Alasan lainnya ialah valuasi sahamnya yang masih terbilang "murah". Saat tulisan ini dibuat, saham Indofood (ICBP) dihargai Rp 8950/lembar. PBV-nya berada pada angka 3,82 x. Jika melihat "sejarah" harganya dalam 3 tahun terakhir, maka, PBV wajarnya ialah 5 x.

Dengan demikian, kalau dihitung dengan rumus persamaan, maka, seharusnya harga wajar saham Indofood adalah 11,500 per lembar. Ini artinya ada potensi keuntungan sebesar 30% kalau kita membeli saham Indofood di harga 8950. Oleh sebab itu, bukankah nilai tadi lumayan menarik untuk diabaikan begitu saja?

***

Manajemen Big Hit dan Indofood tentu mempunyai tujuan tertentu sebelum menguasai sebuah perusahaan. Mungkin ada yang ingin memperluas pangsa pasar, memperkokoh fundamental perusahaan, atau mengurangi jumlah pesaing. Untuk mewujudkan tujuan tadi, manajemen mesti menyiapkan seluruh sumber daya yang diperlukan guna membeli saham perusahaan yang diincarnya.

Meskipun manajemen berharap bisa memetik keuntungan bisnis dari akuisisi yang dilakukan, namun, bukan berarti hal itu akan mudah terwujud. Namanya juga bisnis. Ada kalanya tujuan yang sudah dikejar justru "berlari" lebih kencang, sehingga gagal didapat. Jika hal itu terjadi, maka, semua pihak, baik manajemen maupun investor, harus bersiap menerima kejadian di luar harapan.

Untuk melihat buah dari akuisisi yang dilakukan, jelas butuh waktu yang panjang, bisa berbulan-bulan atau bertahun-tahun lamanya. Walaupun hasilnya masih "abu-abu", namun, bukan berarti tidak ada asa yang bisa ditanam. Sebab, asalkan prosesnya dijalani dengan baik, maka, hasilnya kemungkinan besar akan baik pula.

Salam.

Referensi:

https://www.kompas.com/hype/read/2020/05/26/092502066/big-hit-akuisisi-pledis-entertainment-bts-dan-seventeen-kini-jadi-satu-atap

investasi.kontan.co.id/news/pinehill-harus-laba-us-128-juta-jika-tidak-nilai-akuisisi-icbp-berkurang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun