Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menonton "Film Sadis" Bisa Memicu Sifat Bengis?

17 Mei 2020   10:01 Diperbarui: 17 Mei 2020   09:58 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
m.gettyimagaesbank.com

Pertanyaan ini cukup penting diajukan, terutama bagi orang yang suka nonton film seperti saya. Dalam beberapa tahun belakangan, saya memang senang mengoleksi film dari berbagai genre. Mulai dari yang bertema percintaan hingga yang bernuansa horor.

Di antara sekian banyak judul film yang pernah saya tonton, ada beberapa yang bercerita tentang pembunuhan, seperti The Silence of The Lambs, American Psyco, dan Chucky. Harus diakui, film-film tadi menunjukkan adegan pembunuhan yang cukup "vulgar", sehingga bagi yang kurang nyaman melihat tontonan yang berdarah-darah, sebaiknya melewatkan film-film tersebut.

Dari pengalaman yang sudah-sudah, sesungguhnya saya tidak merasakan perbedaan yang nyata di batin saya setelah selesai menyaksikan film tadi. Walaupun ceritanya cukup menegangkan, namun, tidak terbersit di pikiran saya untuk meniru adegan kekerasan di dalamnya.

Hal itu bisa terjadi karena pemikiran saya sudah cukup matang, sehingga bisa membedakan mana yang mesti ditiru dan mana yang tidak. Alhasil, film-film tadi tidak lantas mempengaruhi pemikiran saya untuk melakukan kekerasan tertentu.

Meski begitu, mungkin akan lain reaksinya kalau yang menonton adalah anak-anak dan remaja. Karena pola pikir mereka belum begitu matang, maka, adegan kekerasan di film tadi bisa saja membekas di batin mereka.

Berdasarkan pengalaman, efek yang ditimbulkan oleh sebuah film memang bisa begitu berbeda antara anak-anak dan orang dewasa. Contohnya, sewaktu masih kecil, saya pernah menonton film Jailangkung. Pada saat itu, film tersebut begitu populer, sehingga saya pun tertarik menyaksikannya.

Hasilnya? Film itu "sukses" membikin saya merinding selama seminggu lebih! Mungkin terkesan agak "lebay", tetapi setelah melihat film tadi, saya jadi takut ke kamar mandi sendirian atau keluar rumah malam-malam. Hahahaha.

Namun demikian, sewaktu saya menonton film yang sama setelah saya dewasa, anehnya, perasaan takut yang saya alami saat masih kecil tidak lagi terasa. 

Saya tidak sampai merinding ketakutan, tidak waswas saat ke kamar mandi sendirian, dan tidak cemas ketika mesti berjalan ke tempat yang sepi pada malam hari!

***

Dari situ terlihat bahwa kedewasaan seseorang menjadi faktor pembeda terhadap respon yang muncul saat seseorang terpapar tayangan yang bernuansa horor atau sadis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun