Seorang pemuda berusia sekitar 18 tahun terlihat berdiri gelisah di tepi lapangan. Ia tampak risau menunggu kedatangan Samu Castillejo, yang ditarik keluar arena pertandingan pada masa injury time. Baginya, momen itu terasa begitu "krusial", sehingga ia merasakan pergolakan yang hebat di hatinya.
Setelah pergantian pemain selesai dilakukan, pemain bernomor punggung 98 itu pun langsung berlari ke tengah lapangan. Sayangnya, belum lama ia menjejak rumput stadion, wasit meniup peluit panjang.
Kehadirannya yang terbilang singkat memang tidak mengubah keadaan sebab tim yang dibelanya mesti ikhlas berbagi angka 1-1 dengan lawan.
Biar begitu, baginya, peristiwa itu ibarat sebuah "sejarah" yang sangat penting. Pasalnya, pada saat itulah, ia resmi memulai debut di tim senior AC Milan.
Pemain tersebut tak lain dan tak bukan adalah Daniel Maldini. Ia adalah anak dari legenda AC Milan, Paolo Maldini. Debut yang dilakoninya boleh jadi adalah momen spesial. Sebab, debut tersebut menandai kelanjutan "Dinasti Maldini" di AC Milan.
Hal ini memang dapat dimaklumi karena Keluarga Maldini sudah "rutin" mengisi skuad AC Milan dari generasi ke generasi.
Semua itu dimulai ketika Cesare Maldini mengawali debutnya di AC Milan pada tahun 1954. Cesare yang pada waktu itu berposisi sebagai bek menjadi andalan AC Milan dalam menjaga pertahanan dari gempuran lawan.
Ia memulai kariernya pada tahun 1985. Sejak saat itu, perannya di dalam tim nyaris tidak tergantikan.
Seperti ayahnya, Paolo juga punya loyalitas yang tinggi. Buktinya, dari awal hingga akhir kariernya, ia tidak pernah berpindah klub.
Biarpun sempat terputus beberapa tahun, akhirnya, "Dinasti Maldini" pun berlanjut dengan hadirnya Daniel di dalam tim. Pelatih AC Milan, Stefano Pioli, menyebut bahwa Daniel merupakan salah satu pemain yang "potensial".