Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mengenal Parkinson Lebih Dekat, Menyiapkan Dana Darurat Lebih Cepat

8 November 2019   13:04 Diperbarui: 8 November 2019   13:27 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mempersiapkan dana darurat untuk kejadian luar biasa, seperti terkena penyakit, phk, dan kecelakaan (sumber: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/dana-darurat-ilustrasi-_130515105656-633.jpg)

Mempersiapkan Dana Darurat

Setelah selesai menyimak penjelasan Dokter Sukono tentang penyakit Parkinson, saya menghela napas panjang. Saya jadi terpikir masa tua yang kelak akan saya jalani. Agak takut memang kalau kita memikirkan usia tua. Namun, bukankah masa tua adalah sebuah keniscayaan, yang pasti terjadi?

Makanya, saya setuju dengan saran Dokter Sukono tentang persiapan dana darurat. Dana darurat itu penting. Tak hanya saat sakit, dana darurat ini juga berguna dalam situasi lain, seperti ketika seseorang mengalami PHK, kecelakaan, dan bencana alam.

Dari buku-buku keuangan, besaran dana darurat idealnya adalah 6 bulan pendapatan. Kalau pendapatan bulanan saya sebesar 5 juta rupiah, misalnya, dana darurat yang mesti disiapkan adalah 30 juta rupiah.

Meskipun terdengar masuk akal, bukan berarti hal itu mudah dipraktikkan. Belum tentu semua orang bisa menyisihkan pendapatannya untuk dana darurat, dan kalau bisa pun, belum tentu yang bersangkutan sanggup membiarkannya terus "menganggur" di bank.

Mempersiapkan dana darurat untuk kejadian luar biasa, seperti terkena penyakit, phk, dan kecelakaan (sumber: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/dana-darurat-ilustrasi-_130515105656-633.jpg)
Mempersiapkan dana darurat untuk kejadian luar biasa, seperti terkena penyakit, phk, dan kecelakaan (sumber: https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/dana-darurat-ilustrasi-_130515105656-633.jpg)
Makanya, alih-alih mendiamkannya, orang-orang lebih memilih mengalokasikan dana darurat tadi untuk membeli polis asuransi kesehatan, memiliki BPJS Kesehatan, atau menjadi anggota urun dana, seperti yang dikelola oleh Kitabisa.com.

Memang hal-hal tadi belum menjamin sepenuhnya bahwa kita tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun jika kelak terkena penyakit serius. Uang pribadi mungkin masih akan dipakai, tetapi jumlahnya tidak akan terlalu besar, sebab mayoritas sudah dikover.

Lantas, kalau begitu, masih perlukah kita menyiapkan darurat? Jawabannya perlu. Hanya saja, nominal yang sediakan tidak terlalu besar, dan sebagian dana yang dimiliki bisa dialokasikan untuk instrumen-instrumen penunjang biaya kesehatan.

Penyakit, seperti Parkinson, adalah sebuah keniscayaan. Setiap orang bisa mengalaminya cepat atau lambat. Hanya saja, sebelum penyakit itu datang, sudahkah kita mempersiapkan semuanya sebaik mungkin?

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun