Hal lain yang bisa saya sampaikan ialah soal kesabaran. Saya belajar bahwa berinvestasi saham butuh "stamina" yang kuat. Seorang investor mesti memiliki kesabaran yang cukup tebal untuk terus menggenggam sahamnya dalam situasi apapun. Sebab, semakin lama investor menyimpan sahamnya, semakin besar potensi keuntungannya.
Andaikan dulu terus bersabar menyimpan saham MTDL, misalnya, keuntungan yang bisa saya petik mungkin jauh lebih besar daripada sebelumnya. Namun, karena pada saat itu merasa sudah mendapat cukup keuntungan, saya memutuskan menjualnya. Meskipun begitu, saya tetap bersyukur bisa mengantongi "cuan" yang lumayan besar dari berinvestasi saham.
Sampai sekarang, saya masih aktif berinvestasi saham. Biarpun disebut-sebut sangat berisiko, pasar saham begitu menarik bagi saya. Setelah sekian bulan menanamkan modal bursa saham, saya mempunyai lebih banyak "cerita indah" daripada "cerita suram" dari berinvestasi saham. Makanya, sampai sekarang, saya belum terpikir mencicipi instrumen investasi lain. Saham is my best choice!
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H