Dari situ, kita mengetahui bahwa Livermore sebetulnya tidak asal memilih saham. Ia melakukan perhitungan secara cermat sebelum bertransaksi. Dengan melaksanakan peraturan yang dirumuskannya sendiri, ia sering menang telak di bursa saham.
2. Value Investing
Gaya investasi ini umumnya dianut para penggemar Warren Buffett. Buffett memang dikenal sebagai investor nilai. Ia umumnya senang membeli saham perusahaan berfundamental bagus, yang dihargai sangat murah.
Dalam melakukan aktivitas investasinya, Buffett memiliki 2 peraturan: "Peraturan pertama, jangan kehilangan uang; peraturan kedua, jangan lupakan peraturan pertama."Â
Agar tidak kehilangan uangnya di pasar saham, Buffett melakukan analisis secara cermat. Ia mengandalkan analisis fundamental dalam menilai suatu saham.
Sampai detik ini, Buffett masih setia memegang teguh peraturan investasinya tersebut. Ia enggan berpaling kepada peraturan investasi lain. Ia tahu kalau memakai peraturan yang berbeda, ia mesti siap menanggung kerugian.
3. Growth Investing
Philip Fisher menyukai gaya investasi ini. Ia adalah salah satu investor yang menyukai pertumbuhan harga saham dari waktu ke waktu.
Dalam menyeleksi saham, ia tidak begitu mempersoalkan valuasi harga. Asalkan saham tadi berpotensi terus tumbuh pada masa depan, tanpa ragu, ia akan membelinya, meskipun ada banyak investor yang khawatir memborongnya karena harganya sudah dinilai kemahalan.
Peraturan Fisher dalam berinvestasi sebetulnya sederhana. Ia hanya mencermati pertumbuhan laba dari waktu ke waktu. Pertumbuhan laba bisa dilihat dari jumlah Earning Per Share yang terus mengalami peningkatan.
Seperti Buffett, Fisher hanya akan berinvestasi di perusahaan yang dijalankan oleh orang-orang yang piawai mengatur bisnis dan punya standar etika yang tinggi.