Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Beda Livermore, Beda Buffett

9 September 2019   09:01 Diperbarui: 9 September 2019   09:01 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jesse Livermore, trader saham legendaris dari Wall Street (sumber: https://amp.businessinsider.com)

Walaupun dikenal sebagai spekulan hebat, hidup Livermore ternyata penuh "drama". Sejak remaja, ia kabur dari rumah, bekerja serabutan di sana-sini, hingga akhirnya terjun ke dunia saham selama 40 tahun. Berbeda dengan Buffett yang hingga kini masih hidup dalam usia yang panjang, umur Livermore pendek. Akhir hidupnya justru terbilang tragis. Pada tahun 1940, ia mengakhiri hidupnya dengan menembak dirinya sendiri!

Karier Livermore yang gemilang di pasar saham menginspirasi banyak orang. Selama hidupnya ia telah menulis beberapa buku. Satu di antaranya ialah How to Trade in Stock. Buku setebal seratus halaman ini kemudian memberi "ilham" kepada William O'neil dalam mengembangkan sistem trading sahamnya sendiri.

William O'neil, perumus sistem trading terkenal CANSLIM (sumber: https://www.tradingwithrayner.com)
William O'neil, perumus sistem trading terkenal CANSLIM (sumber: https://www.tradingwithrayner.com)
Makanya, jangan heran, saat membaca buku O'neil yang berjudul How to Make Money in Stocks, kita akan menemukan "nafas" Livermore di dalamnya. Lewat formula CANSLIM yang disusunnya, sejatinya O'neil telah menyempurnakan sistem trading yang dikembangkan Livermore sebelumnya.

Livermore bisa menjadi contoh bagi setiap investor saham. Strategi investasinya boleh ditiru, tetapi tidak dengan kebiasaannya dalam berutang. Maklum, Livermore disebut sering menggunakan utang untuk membeli saham. Konon akibat terlilit utang-lah Livermore kemudian menjadi depresi hingga akhirnya memutuskan bunuh diri. Makanya, bagi investor saham, penggunaan utang dalam bertransaksi saham sebaiknya dihindari untuk mengantisipasi kemelut yang mungkin akan muncul pada kemudian hari.

Salam.

Adica Wirawan

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun