Buktinya, belum ada satu pun penelitian ilmiah yang dilakukan untuk menguak khasiat pohon tersebut. Baru setelah diteliti oleh Siswa SMAN 2 Palangkaraya, pohon ini mendapat banyak sorotan.
Menemukan Pohon Bajakah di hutan cukup sulit dilakukan. Sebab, kita mesti "berpetualang" memasuki hutan yang masih liar. Tidak diketahui seberapa banyak jumlah pohon ini di alam. Jadi, kalau jumlah hanya sedikit, boleh jadi, kita akan butuh tenaga dan waktu ekstra untuk bisa menemukannya.
Seperti Pohon Bajakah, mencari saham yang potensial di lantai bursa juga cukup sulit dilakukan. Saham-saham jenis ini umumnya tidak begitu dilirik oleh para investor. Keberadaannya pun jauh dari hingar-bingar media. Meskipun demikian, bukan berarti saham ini tidak layak dibeli.
Saham-saham jenis ini bisa mengobati "kanker" alias "kantong kering". Sebab, keuntungan yang bisa dipetik darinya lumayan besar. Pada tahun lalu, saya sempat meraih untung sekitar 25% dari hasil berinvestasi di saham ini.
Seperti Siswa SMAN 2 Palangkaraya, saya pun menemukan saham ini tanpa disengaja. Pada waktu itu, saya sedang mencari saham yang tren-nya sedang positif. Di antara sekian banyak saham yang ditelusuri, mata saya tertuju pada saham perusahaan elektronik.
Saham itu termasuk "saham lapis dua", yang pertumbuhannya cukup baik (ditandai dengan nilai Earning Per Share atau EPS yang naik dari tahun ke tahun). Tanpa memeriksa lebih lanjut, saya kemudian membeli beberapa lot saham tersebut di harga Rp 720-an.Â
Bagi saya, saham tersebut ibarat "kuda hitam". Sebab, setelah dipegang selama beberapa bulan saja, harganya naik tajam.
Tanpa disangka sebelumnya, saham tersebut mampu memberi capital gain yang besar. Pelan-pelan saya beli lebih banyak sahamnya. Semakin harganya naik, semakin saya tambah jumlah lotnya. Hingga akhirnya pada Bulan Juni kemarin, saya jual sahamnya di harga Rp 1.200-an. Lumayan!
Untuk menemukan saham-saham jenis ini, saya biasanya mencermati pertumbuhan penjualan dan EPS-nya. Seperti Pohon Bajakah, pertumbuhannya haruslah sehat. Penjualan harus meningkat dari tahun ke tahun.Â
Demikian pula EPS-nya. Hal itu tentunya akan berpengaruh pada harga sahamnya. Kalau pendapatannya baik, harga sahamnya pun akan naik.
Selain itu, saya juga "melototi" rasio utangnya. Saya umumnya suka berinvestasi di saham yang rasio utangnya rendah. Utang jangka pendek dan jangka panjangnya mesti di bawah modal yang dimiliki.Â