Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Jejak Feminisme di Film "Toy Story 4"

22 Juni 2019   09:10 Diperbarui: 22 Juni 2019   09:14 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Simone de Beauvoir - sumber: irishtimes.com

Beauvoir mirip seperti RA Kartini. Ia senang menulis dan menyampaikan ceramah tentang isu-isu feminisme. Lewat karya-karyanya, ia kemudian dikenal sebagai tonggak feminisme modern, yang cukup berpengaruh di dunia.

Simone de Beauvoir - sumber: irishtimes.com
Simone de Beauvoir - sumber: irishtimes.com

Sosok Bo sendiri terasa mewakili citra wanita feminis yang dikonsepkan oleh Beauvoir. Sejak bertahun-tahun, Beauvoir berpandangan bahwa wanita semestinya bersikap independen dalam menentukan jalan hidupnya. 

Wanita tidak boleh terkungkung oleh adat istiadat yang membatasi kebebasannya dalam berpikir dan bersikap. Wanita harus berani mengambil sikap dan memiliki kekuasaan atas hidupnya sendiri.

Pandangan Beauvoir tadi sejatinya lahir karena pada zaman itu, hidup wanita sangat dibatasi. Wanita lebih sering menjadi "objek" daripada "subjek". Makanya, jangan heran, pada masa Beauvoir hidup, mereka umumnya cenderung memilih menikah muda, mengurus rumah tangga, dan membesarkan anak karena hanya itulah pilihan hidup yang bisa mereka ambil. 

Jarang ada wanita yang menduduki posisi strategis di perusahaan dan pemerintahan. Semua itu terjadi karena lingkungan mereka mengondisikan demikian.

Namun, lewat aliran feminisme modern yang diusungnya, Beauvoir kemudian menolak konsep tadi. Baginya, wanita tidak boleh lagi jadi "objek", tetapi "subjek". Wanita mesti memperoleh kedudukan yang setara dalam hal pendidikan, pekerjaan, dan pemerintahan. Sosok wanita seperti itulah yang ideal menurut Beauvoir, dan saya menemukan citra tersebut dalam diri Bo Peep.

Maka, jangan heran, dalam "operasi penyelamatan" Forky, Bo-lah yang memberi komando. Jika di sekuel sebelumnya, Woody yang lebih sering menjadi pemimpin, di film Toy Story 4, ia hanya bertindak sebagai "asisten" Bo.

Di film tersebut Bo mendapat peran yang lebih besar sebagai "pengatur serangan". Ia tidak lagi menjadi "objek" seperti di film sebelumnya, tetapi kini menjelma "subjek" yang menentukan jalan hidupnya sendiri.

Saya kira, isu feminisme inilah yang ingin ditonjolkan Disney di film-filmnya. Disebut demikian karena di film-film lainnya pun, saya "mencium" feminisme yang kental.

Sebut saja Film Aladdin yang saya tonton beberapa waktu lalu. Di film tersebut, sosok Jasmine akhirnya "dibolehkan" menduduki kursi raja menggantikan ayahnya. Dalam tradisi terdahulu, seharusnya ia tidak berhak mengatur pemerintahan karena posisi raja umumnya diisi pria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun