Keunggulan itulah yang memungkinkannya terus merajai pasar minuman berkarbonasi selama bertahun-tahun. Makanya, begitu harga sahamnya jatuh pada tahun 1988, tanpa ragu, Buffett menggelontorkan uang sebesar 1 miliyar USD untuk memborong sahamnya.
Di Indonesia, ada sejumlah perusahaan yang punya keunggulan kompetitif serupa. Sebut saja Indofood dengan produk Indomie, Sidomuncul dengan produk Tolakangin, dan Unilever Indonesia dengan produk Rinso.
Atas dasar itulah, jangan heran, perusahaan tersebut kerap menjadi "langganan" para investor. Investor menilai perusahaan tersebut menjadi tempat yang aman untuk mengembangkan uang. Sebab, sedahsyat apapun krisis ekonomi yang terjadi, mereka terlalu tangguh untuk bubar.
Kekayaan intelektual memang menjadi aset yang berharga bagi perusahaan. Ia menjadi senjata ampuh untuk memenangkan persaingan. Makanya, jangan heran, perusahaan tertentu, seperti DC Comics, sampai memperkarakan suatu kasus kalau kekayaan intelektualnya dilanggar. Hal itu semata-mata dilakukan supaya perusahaan tetap mampu bertahan di tengah arus perubahan bisnis yang sedemikian deras.
Salam.
Adica Wirawan, founder of Gerairasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H