Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

"Investasi Pendidikan" Lebih Penting daripada "Pendidikan Investasi"?

2 Mei 2019   09:01 Diperbarui: 2 Mei 2019   11:08 1544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

andrea hirata (sumber foto: thelitedit.com
andrea hirata (sumber foto: thelitedit.com

Di balik keberhasilannya Andrea sejatinya adalah orang biasa. Ia berasal dari Belitung, dan di daerah yang kaya akan timah tersebut, ia menghabiskan sebagian besar masa kecilnya.

Masa kanak-kanak Andrea dilalui dengan sangat sederhana. Ia bersekolah di SD dan SMP Muhammadiyah. Sebuah sekolah yang notabenenya mirip "gubuk" dan hanya punya beberapa pendidik. Kegiatan belajar-mengajar di sana pun jauh dari kata "kondusif".

Biarpun begitu, bukan berarti Andrea dan teman-temannya patah semangat. Mereka tetap rajin masuk sekolah dan belajar di bawah bimbingan Ibu Muslimah, seorang guru yang sangat sabar dan telaten dalam mendidik. Mereka sadar bahwa pendidikan adalah investasi. Makanya, dalam situasi yang sulit sekalipun, mereka tetap antusias belajar.

Bertahun-tahun kemudian, investasi tadi akhirnya membuahkan hasil. Andrea yang tadinya hanya belajar di sekolah yang "luput" dari pantauan peta akhirnya bisa diterima di Universitas Sorbonne. Sejak saat itulah, hidupnya benar-benar berubah.

Andrea yang dulunya bukan siapa-siapa kini punya "nama". Siapa yang menyangka bahwa anak yang kerap dipanggil "Ikal" ini bisa melanglang ke luar negeri, menulis novel yang sangat laris, dan menuai kesuksesan yang besar? Semua itu boleh jadi disebabkan "sentuhan" pendidikan. Pendidikan telah mengangkat taraf hidupnya.

Biarpun pendidikan sangat penting, sayangnya, masih ada banyak pekerjaan rumah (pr) yang mesti diselesaikan, terutama soal materi pelajaran di sekolah. Maklum, di sekolah, siswa-siswa lebih banyak mempelajari hal-hal yang bersifat teoretis.

Mereka sering "dicekoki" beragam konsep tanpa pernah tahu penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Makanya, pelajaran yang didapat pun kurang "membumi", kurang terasa pengaruhnya bagi kehidupan mereka.

Seharusnya sekolah-sekolah lebih banyak mengajarkan keterampilan hidup alias life skill kepada para siswanya. Pelajaran ini penting lantaran bisa jadi "bekal" bagi siswa yang bersangkutan. Satu contoh pelajaran life skill yang penting, tetapi jarang diajarkan di sekolah adalah pendidikan investasi.

Sewaktu saya bersekolah dulu, guru ekonomi saya jarang menyinggung soal pendidikan investasi di kelas. Ia lebih sering meminta siswanya membaca buku, mengerjakan soal, dan menghafal materi pelajaran. Bertahun-tahun saya cuma belajar itu-itu saja.

Makanya, setelah lulus sekolah, saat ditanya soal investasi, saya sering geleng-geleng kepala. Bagi saya, investasi adalah dunia yang sangat asing. Ibarat planet di ruang angkasa, investasi merupakan hal yang sulit dijangkau oleh pikiran saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun