Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Memetik "Pelajaran Investasi" dari Perjalanan Cinta Yuanita Christiani

12 Maret 2019   10:09 Diperbarui: 12 Maret 2019   18:58 1022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yuanita dan Choky, sewaktu memandu acara Take Me Out Indonesia (sumber foto: cdns.klimg.com)

Dalam balutan gaun putih yang indah, seorang wanita cantik tersenyum memperlihatkan cincin yang tersemat di jari manisnya. Di sebelahnya duduk seorang lelaki tampan berkacamata kotak, berjas abu-abu, dan berdasi hitam, yang juga menunjukkan cincin di jemarinya. 

Keduanya tampak serasi, anggun, dan bahagia. Wajar, mereka baru saja mengikat "janji suci". Dengan disaksikan oleh keluarga dan tamu undangan, pada hari itu, mereka resmi menjadi sepasang suami-istri.

Pasangan pengantin baru tersebut adalah Yuanita Christiani dan Indra Wiguna Tjipto. Setelah menjalani masa pacaran, akhirnya mereka memutuskan menikah pada tanggal 7 Maret 2019 di Singapura. Negeri yang terkenal dengan Patung Merlion itu pun menjadi saksi bagi kebahagiaan keduanya.

Dalam sebuah posting-an di akun instagramnya, Yuanita mengaku bahwa doanya untuk menemukan jodoh yang tepat sudah dijawab. Sudah bertahun-tahun, ia memutuskan melajang hanya untuk menantikan sosok yang cocok untuknya. Sudah bertahun-tahun pula ia mesti "tabah" menghadapi berbagai "komentar miring" yang datang kepada dirinya.

Makanya, saat mendapat pertanyaan yang cukup "ditakuti" para lajang, seperti "Kapan nikah?", Yuanita merasa sudah "kebal". Biarpun sempat gelisah dan risih, dengan sabar, ia terus membina hubungan, hingga akhirnya penantiannya berujung bahagia.

Saya merasa Yuanita adalah sosok wanita yang cukup gigih, terutama dalam urusan percintaan. Dulu, sewaktu ia menjadi MC di acara "Take Me Out Indonesia", saya sempat melihat satu adegan yang menarik.

Pasalnya, ketika sedang membawakan acara tersebut, Yuanita kaget menyadari bahwa pria lajang yang muncul ke panggung adalah Christian Bautista. Ya, pelantun lagu "The Way You Look at Me" itu datang ke acara tersebut untuk menemukan belahan jiwanya!

Begitu melihat bahwa yang hadir adalah Christian, Yuanita yang tadinya bertugas memandu jalannya acara bersama Choky Sitohang buru-buru naik ke podium. Ia seketika menjadi kontestan! Sontak hadirin heboh melihat aksinya tersebut.

Yuanita dan Choky, sewaktu memandu acara Take Me Out Indonesia (sumber foto: cdns.klimg.com)
Yuanita dan Choky, sewaktu memandu acara Take Me Out Indonesia (sumber foto: cdns.klimg.com)
Tak ada yang tahu alasan Yuanita bersikap demikian. Mungkin ia menganggap Christian adalah tipe-nya. Betapa tidak, Christian adalah seorang penyanyi terkenal dan juga lelaki yang rupawan. Wanita manapun yang di dekatnya bisa langsung jatuh hati, termasuk Yuanita. Makanya, daripada melewatkan "kesempatan emas" untuk berkenalan dengan Christian, ia nekat menjadi kontestan dadakan di acara yang dipandunya sendiri!

Sayang, pada saat itu, Dewi Fortuna belum berkenan "memeluk" Yuanita. Pasalnya, Christian memilih wanita lain, yang menurutnya sesuai dengan kriterianya. Penolakan memang menyakitkan, tetapi Yuanita berbesar hati menerimanya.

Yuanita pantang menyerah. Sejak saat itu, ia terus menanti belahan jiwanya. Sampai akhirnya, pencariannya pun berakhir setelah ia bertemu dengan Indra. Selamat untuk Yuanita dan Indra! Kami semua turut berbahagia!

Mencari "Pacar" Versus Mencari "Jodoh" dalam Investasi Saham

Pencarian jodoh yang dilakukan Yuanita mengingatkan saya pada gaya investasi saham tertentu. Keduanya memang mirip cara kerjanya. Hanya bedanya ialah cara seorang investor dalam memperlakukan sebuah saham.

Ada investor yang mirip dengan playboy. Ia senang bergonta-ganti saham selayaknya bergonta-ganti pacar. Kalau ia mendengar saham lain yang sedang uptrend alias berpotensi akan naik, ia bisa "mencampakkan" saham yang sedang dimiliknya, lalu langsung membeli saham yang potensial tadi.

Investor jenis ini sulit sekali "setia" memegang suatu saham sebagaimana ia susah menepati janji kepada pacarnya. Bahkan, kesetiaannya untuk menyimpan suatu saham bisa bersifat jangka pendek, dalam hitungan jam atau hari saja!

Jadi, pada hari ini, investor tadi "berpacaran" dengan saham A, besok dengan saham B, lusa dengan saham C. Seperti cuaca, seleranya sering berubah-ubah, tercermin pula pada berubah-ubahnya daftar saham yang pernah dikoleksinya.

Namun, apakah hal itu salah? Tidak juga. Asalkan punya dana lebih untuk biaya komisi dan pajak, investor yang bersangkutan bebas melakukannya. Hanya saja, hasilnya mungkin tidak akan terlalu besar didapat. Seperti halnya seseorang yang doyan berganti kekasih, ia sulit merasakan cinta yang penuh makna.

Demikian pula investor yang punya kebiasaan "beli-hari-ini-jual-besok". Keuntungan yang dipetik bisa jadi sedemikian kecil (baca: receh) atau mungkin sebaliknya: kalau saham yang dipilihnya ternyata salah sehingga harganya berbalik turun alih-alih naik, bisa-bisa ia malah tombok!

Makanya, jangan jadi investor tipikal ini. Sebab, tidak ada cukup keuntungan yang bisa diperoleh kalau kita terus bergonta-ganti saham dalam hitungan jam atau hari.

Sebaliknya, jadilah investor jangka panjang. Investor tipe ini cara kerjanya mirip dengan cara Yuanita dalam menemukan soulmate-nya. Dalam menentukan pasangan hidup, Yuanita sadar tidak boleh asal pilih. Sebab, ia tahu, kalau ia asal memilih suami, kehidupan rumah tangganya nanti bisa berjalan asal-asalan.

Supaya terhindar dari masalah demikian, Yuanita perlu melakukan pertimbangan secara cermat. Ia tentu mempunyai sejumlah kriteria dalam memilih calon suami, seperti latar belakang keluarga, karier, dan keyakinan. Jika semua kriteria itu terpenuhi, barulah ia mantap membina rumah bersama seseorang.

Demikian pula, dalam mencari saham, kita patut mempertimbangkan kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksud tentu harus sesuai dengan ciri saham yang bagus.

Makanya, seperti tips yang disampaikan oleh investor kawakan Indonesia, yakni Lo Kheng Hong, pilihlah saham yang punya beberapa syarat, seperti (1) perusahaan dikelola oleh orang-orang yang punya kapasitas dan integritas, (2) sektor usahanya baik, (3) laba-nya (ROE) besar, (4) bertumbuh dari waktu ke waktu, dan (5) valuasinya murah.

Kalau kita menemukan saham dengan kriteria demikian, akan muncul keyakinan yang kuat dalam diri kita bahwa kita telah menemukan saham yang layak untuk investasi. Tidak akan ada lagi keraguan untuk menginvestasikan uang di saham tersebut. Tidak akan ada lagi kekhawatiran untuk menggenggamnya dalam jangka waktu yang lama.

Investasi saham itu mirip dengan pencarian jodoh. Sebab, kita perlu terlebih dulu "mengembara" mencari suatu saham yang memenuhi kriteria tadi. Jelas itu bukan tugas yang mudah. Sebab, kita mesti menyeleksi sekian ratus saham yang beredar di bursa.

Namun, begitu kita menemukan satu saham yang cocok, buru-buru kita mesti memilikinya. Sebagaimana suatu pernikahan yang berlangsung untuk jangka waktu yang panjang, investor juga mesti bersikap demikian. Sebab, kalau investor sudah "menikahi" saham yang tepat untuk waktu yang lama, keuntunganlah yang bisa terus didapat.

Salam.
Adica wirawan, founder of Gerairasa

Referensi:

Yuanita Christiani Ucap Janji Pernikahan Diiringi Derai Air Mata 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun