Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Totalitas" Pertamina Menangani Penyintas Bencana Sulawesi Tengah

20 Oktober 2018   10:09 Diperbarui: 20 Oktober 2018   10:32 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arya Dwi Paramita, selaku External Communication Manager Pertamina, menceritakan di depan Kompasianer betapa memprihatinkannya kondisi wilayah terdampak gempa di Sulawesi Tengah (dokumentasi Adica)

Sementara itu, untuk keperluan rumah tangga, Pertamina menggelar operasi pasar LPG. Sampai dengan tanggal 10 Oktober, sebanyak 100 ribu tabung LPG telah disalurkan ke rumah-rumah maupun tenda-tenda darurat.

Sistem Regular, Alternatif, Emergency (RAE) dari Pertamina 

Kalau dihitung dari tanggal terjadinya gempa sampai pemulihan, upaya penanganan yang dilakukan oleh Pertamina terbilang cepat. Hanya dalam hitungan hari, Pertamina telah masuk menyalurkan bantuan ke wilayah terdampak gempa, seperti Palu dan Donggala, yang notabenenya mengalami kerusakan yang parah.

Langkah sigap tersebut tentu bisa dilakukan berkat Sistem Regular, Alternatif, Emergency (RAE) yang diterapkan oleh Pertamina. RAE adalah sistem mitigasi yang aktif manakala bencana menimpah suatu wilayah. Ia berupa prosedur yang dilakukan secara bertahap untuk menangani suatu bencana. Ia menjadi pedoman bagi semua awak Pertamina dalam mengatasi persoalan yang terjadi di lapangan.

Arya menuturkan berkat RAE, tim dari Pertamina bisa berkoordinasi dengan baik di lokasi gempa. Apalagi, tim yang berangkat juga memiliki spesialisasi khusus, yang dibutuhkan untuk penanganan awal pascagempa, seperti pekerja dan tenaga medis. Makanya, jangan heran kalau tim sudah mengetahui tugasnya masing-masing, sehingga penanganan terhadap korban bisa langsung dilakukan.

Faktor lain yang menyebabkan tim dari Pertamina dapat berkerja efektif ialah solidaritas. Arya menceritakan bahwa awak Pertamina, yang terdiri atas sukarelawan operator SPBU & SPPBE, punya semangat kemanusiaan yang tinggi.

Pasalnya, saat terjadi bencana, alih-alih lari menyelamatkan diri, mereka bersedia membantu orang lain yang memerlukan pertolongan. "Semuanya all out membantu penanganan bencana," tegas Arya.

Mereka juga bersedia bekerja selama 24 jam, terus membuka SPBU sepanjang hari, hanya untuk memastikan bahwa tak ada kendaraan pengangkut logistik yang mogok lantaran kehabisan bahan bakar di tengah perjalanan.

Sukarelawan di posko juga bekerja "ekstra keras" dan "ekstra cerdas". Sebut saja tim dokter Thomas Meidiansyah Tri Baskoro. Mereka tak hanya menangani cedera fisik yang dialami oleh para pasien, tetapi juga memberi hiburan kepada anak-anak.

Mereka menggunakan peralatan apapun yang tersedia di posko, seperti sarung tangan bedah dan kertas, untuk dijadikan mainan bagi anak-anak. Semua itu dilakukan sebagai bagian dari trauma healing kepada anak-anak.

"Menolong korban bencana memang banyak caranya. Inilah yang bisa saya lakukan untuk mereka. Menolong dengan keahlian yang saya punya. Saya rasa, kita akan berperan lebih jika berada langsung di tengah-tengah mereka," ujarnya usai memberikan trauma healing di Posko 2 Pertamina di depan Bandara Mutiara SIS Al Jufri, Palu, sebagaimana dikutip dari situs Pertamina.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun