Dengan minimnya sinyal, Arya bercerita sempat kesulitan berkoordinasi dengan tim. Namun, untungnya, tim yang berangkat sangat solid. Jadi, biarpun susah berkomunikasi, tim tetap bisa menangani situasi darurat yang terjadi.
Penyaluran Energi Lewat Darat, Laut, dan Udara
Setelah tim awal dari Pertamina tiba di lokasi, barulah Pertamina mengirimkan lebih banyak pasokan energi secara bertahap. Pasokan energi tersebut disalurkan lewat jalur darat, laut, dan udara.
Untuk jalur darat, pada tanggal 30 September, TBBM Donggala mengutus 6 mobil tangki yang memuat 16 kiloliter bahan bakar. Dengan dikawal polisi, mobil tangki tersebut memasok bbm ke 4 SPBU di wilayah Palu.
Namun, distribusi bbm sempat mengalami masalah. Pasalnya, sejumlah mesin SPBU tidak bisa beroperasi karena rusak. Untuk mengatasi persoalan itu, Pertamina kemudian mengirimkan SPBU Portable dan dispanser engkol. Kehadiran alat yang dioperasikan secara manual itu mampu memperlancar pasokan bbm ke masyarakat sementara waktu.
Dalam situasi darurat, Pertamina pun memberlakukan operasional SPBU sehari penuh. Menurut Arya, SPBU-SPBU setempat yang sebelumnya biasa tutup pada pukul sembilan malam akhirnya tetap buka selama 24 jam. Semua itu dilakukan untuk mengantisipasi kalau-kalau ada kendaraan pengangkut logistik yang tiba-tiba butuh bahan bakar di perjalanan.
Selain itu, pada tanggal 6 Oktober, Pertamina juga mulai menjual bbm kemasan 5 liter untuk motor dan 10 liter untuk mobil. Hal itu tentunya bertujuan mencegah kelangkaan bbm selagi SPBU sedang dalam tahap perbaikan.
Tak hanya bensin, Pertamina juga menyalurkan avtur. Satu mobil tangki avtur dikirim dari TBBM Plumpang untuk menjamin ketersediaan bahan bakar pesawat di Bandara Mutiara Sis Al Jufrie, Sulawesi Tengah. Dengan demikian, pesawat-pesawat yang membawa logistik untuk korban gempa bisa terpenuhi kebutuhan bahan bakarnya.
Solar pun turut disalurkan. Pada tanggal 1 Oktober 2018, sebanyak 4.000 liter solar diangkut dengan menggunakan Pesawat Air Tractor dari Bandara Juwata Tarakan, Kalimantan Utara. Pengiriman solar itu bertujuan menyokong bantuan operasional pemulihan di Palu dan Donggala.
Seperti dikutip di laman Pertamina.com, Unit Manager Communication & CSR Marketing Operation Region VII, Roby Hervindo menjelaskan bahwa Pertamina terus berupaya memenuhi pasokan solar untuk berbagai keperluan.
"Kami berkoordinasi untuk mendatangkan mobil tangki industri. Saat ini (1 Oktober 2018) sudah disalurkan 1500 liter untuk RS Undata Palu, 2000 liter untuk Kantor PLN Area Palu dan 5000 liter disalurkan ke Posko Basarnas Palu," kata Roby Hervindo.