Kesepian memang menjadi salah satu hal yang "menghantui" perasaan para manula. Tiadanya teman bicara, banyaknya waktu luang yang terbuang percuma, dan kurangnya perhatian keluarga menjadi pencetus timbulnya kesepian.
Sayangnya pemerintah belum menaruh perhatian kepada kehidupan para manula. Beda halnya dengan negara lain. Di Tiongkok, misalnya, pemerintah menyediakan apartemen khusus manula. Menurut teman saya yang pernah pergi ke sana, ia takjub melihat betapa banyaknya manula yang tinggal di situ.
Para manula itu hidup secara mendiri, jauh dari keluarga. Namun, mereka tidak begitu kesepian. Sebab, setiap harinya, ada saja tetangga yang bisa diajak ngobrol, makan bersama, hingga berolahraga. Makanya, kualitas hidup manula di sana lebih baik, dan harapan hidup mereka pun lebih panjang.
Jadi, pada masa depan, di Indonesia, perlukah dibangun apartemen seperti itu untuk para manula?
Salam.
Adica Wirawan, founder of Gerairasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H