Kemudian, di depan kelas, saya juga melihat seorang instruktur yang menjelaskan tata cara menyajikan anggur untuk kelas eksekutif. Jadi, pada sesi itu, calon pramugari diajarkan cara mengangkat botol, menuangkan anggur, dan meletakkannya kembali di rak. Semuanya dijelaskan dengan penuh detil.
Suasana ruang simulasi tersebut sengaja dibuat temaram dan sedikit gaduh. Sebab, latar yang ingin ditampilkan adalah laut yang berbadai. Makanya, jangan heran kalau suasana di sekitar ruang tersebut sangat ribut.
Dari pintu pesawat yang terbuka, satu per satu calon pramugari keluar dan terjun ke air dengan menggunakan pelampung. Mereka masuk ke air dengan posisi punggung menghadap air, layaknya penyelam yang memasuki laut. Hal itu bertujuan supaya mata tidak kemasukan air lain.
Dengan menggunakan pakaian khusus, mereka berenang mencapai perahu karet. Setelah dua calon pramugari sukses menaiki perahu, mereka membantu rekan-rekannya yang masih berupaya berenang di air. Itu ialah satu nilai lainnya yang ditanamkan kepada calon pramugari: selalu utamakan keselamatan penumpang.
Apakah "hanya" itu latihan yang dijalani para calon pramugari tersebut? Ternyata tidak. Pasalnya, ada beberapa latihan lainnya yang mesti dilakukan, seperti latihan keamanan penerbangan, ilmu kesehatan, ilmu penerbangan, aneka evakuasi, cabin practice, dan human factor. Dalam satu hari, mereka bisa berlatih selama 8 jam dan total materi yang diajarkan sekitar 20 jumlahnya.
Pelatihan calon pramugari Garuda Indonesia berlangsung sekitar 3 bulan. Masa pelatihan itu disebut ground training. Lalu, setelah selesai, ada flight training yang diadakan Garuda Indonesia bersama Kementerian Perhubungan. Jadi, secara keseluruhan, waktu latihan bisa mencapai satu tahun lebih.
Mewujudkan slogan "Selamanya (Selamat, Aman, dan Nyaman)"
Semua itu tentunya mendukung terwujudnya slogan "Terbang Selamanya" (Selamat, Aman, dan Nyaman). Sebuah slogan yang "digaungkan" oleh Kementerian Perhubungan Udara. Makanya, slogan itu menjadi "barometer" dalam setiap aspek penerbangan, termasuk layanan terhadap penumpang.
Biarpun dalam dunia bisnis terdapat sebuah pameo bahwa pelanggan adalah raja, pada dasarnya, setiap manusia mengharapkan hal yang sama. Dalam setiap penerbangan yang dialaminya, masing-masing penumpang tentunya berhadap keselamatan. Selamat di jalan, selamat pulang di lokasi tujuan.
Makanya, keselamatan itulah yang menjadi satu prioritas, dan prioritas itulah yang berulang kali ditekankan dalam proses pelatihan di Garuda Indonesia Training Center. Pasalnya, sewaktu saya bertanya kepada Chacha, seorang calon pramugari yang ikut simulasi evakuasi tadi, ia menjelaskan telah mendapat banyak pelatihan, termasuk cara menangani persalinan. "Bahkan, kami diajarkan menangani penumpang yang akan melahirkan di dalam pesawat," tuturnya.