Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kepunahan "Cryptocurrency" Sudah di Depan Mata?

16 Maret 2018   11:17 Diperbarui: 17 Maret 2018   15:41 5600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
acara perspektif kompasiana bersama menteri perdagangan ri enggartiasto lukita (sumber: dokumentasi pribadi)

"Ultimatum" tersebut ternyata berimbas pada aktivitas perdagangan cryptocurrency. Buktinya, beberapa bulan kemudian, nilai sejumlah cryptocurrency anjlok. Semua itu terjadi lantaran sejumlah pemain panik dan menjual asetnya, sebelum pasar benar-benar ambruk.

nilai satu jenis cryptocurrency terus turun sejak desember tahun 2017 (sumber: dokumentasi pribadi)
nilai satu jenis cryptocurrency terus turun sejak desember tahun 2017 (sumber: dokumentasi pribadi)
Makanya, biarpun sudah ada wacana bahwa akan dilakukan rapat antarlembaga dan antarkementerian untuk menentukan "nasib" cryptocurrency di tanah air, saya sudah bisa menebak arah perkembangannya.

Kalau semua cryptocurrency ditolak sebagai alat tukar, besar kemungkinan, transaksi cryptocurrency akan terus merosot. Mengapa? Sebab, cryptocurrency yang tersedia sekarang sudah tidak mempunyai fungsi apa pun! Jika tidak berguna sama sekali, lantas buat apa masyarakat masih terus memperjualbelikannya?

Atas dasar itulah, kita sudah bisa "menerawang" kepunahan cryptocurrency pada masa depan. Makanya, cryptocurrency boleh dibilang bukanlah komoditas yang potensial untuk diperdagangkan pada masa depan.

Blockchain, "calon fosil" cryptocurrency

Biarpun kondisi sekarang mengindikasikan bahwa cryptocurrency sedang "berjalan" menuju kepunahan, masih tersisa potensi yang belum digali, terutama soal teknologi blockchain. Blockchain adalah sistem pencatatan terdesantrisasi, yang mengatur transaksi cryptocurrency.

Seperti sebuah buku digital, di dalam Blockchain, semua transaksi dicatat dan bisa dilacak oleh semua orang. Pasalnya, Blockchain memanfaatkan konsensus, yang artinya setiap orang yang mengaksesnya bisa menelusuri "perjalanan" transaksi orang lain.

Teknologi Blockchain sejauh ini lebih banyak dipakai untuk mengelola pencatatan cryptocurrency. Namun demikian, teknologi tersebut bisa juga diterapkan pada bidang lain.

Sebut saja dunia perbankan. Dengan memanfaat blockchain, pengguna bisa melakukan pelbagai aktivitas, seperti transfer, penyimpanan dan pengambilan uang, pengajuan kredit, pembayaran internasional, hingga kliring.

Dari situlah kita sebetulnya bisa menyimpulkan bahwa walaupun peredaran cryptocurrency sebagai alat tukar telah dilarang, masih tetap ada teknologi di belakangnya yang bisa dimanfaatkan untuk pelbagai bidang lainnya.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun