Serangan Hama yang Bikin Rugi
Walaupun kita tinggal di kota, bukan berarti lahan yang ditinggali bebas dari hama. Buktinya, setelah mencoba berkebun di rumah, saya malah sering mengalami rugi karena tanaman yang sudah dirawat berhari-hari "ludes" dimakan tikus dalam semalam dan itu terjadi beberapa kali sewaktu saya masih aktif berkebun. Hal itu jelas menyebabkan kerugian berupa uang dan waktu. Makanya, setelah berulang-ulang dirusak tikus, saya akhirnya menyudahi hobi saya.
Belum Banyak Gerakan Urban Farming di Kalangan Anak Muda
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya, masih sedikit kalangan muda yang tergerak melaksanakan urban farming. Makanya, jangan heran sewaktu saya membudayakan hal tersebut di sekitar rumah, saya sering mendapat "pandangan remeh" dari orang lain.
Hal itu tentunya bisa dimaklumi. Sebab, masyarakat umumnya punya stereotif kalau berkebun ialah kegiatan yang hanya dilakukan oleh orangtua, bukannya anak muda. Oleh sebab itu, kalau ada anak muda yang "gandrung" berkebun, masyarakat justru menganggapnya "aneh", seperti yang saya alami. Hahahahahahahahahaha.
Jadi, untuk mengubah stereotif itu, sebetulnya kita membutuhkan satu gerakan urban farming di kalangan anak muda. Bukankah kalau beraksi bersama-sama, kita menjadi lebih termotivasi dan percaya diri?
Bagi saya, berkebun itu bukan cuma sarana untuk melepas stres dari rutinitas, melainkan juga belajar mencintai kehidupan. Ada beberapa pelajaran hidup yang sempat saya petik sewaktu saya dulu aktif berkebun, seperti kesabaran, keikhlasan, dan keberanian.
Salam.
Adica Wirawan, founder of Gerairasa.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H