Walaupun telah berusia lanjut, mereka tetap "getol" beraktivitas, seperti berjalan kaki beberapa kilometer, berkebun sepanjang hari, berkumpul dengan teman-teman sebaya yang juga berumur panjang, dan beternak di padang rumput yang luas.
Sesaat, semua aktivitas fisik itu mengingatkan saya pada semua kegiatan yang pernah dilakukan mendiang kakek saya dulu.
Setelah mendokumentasikan semua fenomena itu, Dan Buettner juga menyusun sejumlah resep hidup panjang umur berdasarkan pengamatannya. Satu di antara resep itu ialah rajin beraktivitas.
Sederhananya, Dan menganjurkan siapapun yang ingin tetap hidup sehat sampai usia tua untuk mulai giat bergerak. Namun demikian, anehnya, Dan tidak menyinggung bahwa kita wajib berolahraga, seperti pergi fitnes, mengunjungi gym, atau ikut maraton.
Pasalnya, semua orang berusia panjang yang diamatinya tidak pernah melakukannya. Mereka "hanya" menjalani kegiatan sehari-hari, yang menuntut aktivitas fisik. Makanya, semua aktivitas itu sudah dianggap sebagai "olahraga". Itu saja. Sederhana bukan?
Makanya, kemudian saya meniru gaya hidup demikian selama beberapa tahun. Pasalnya, saya menganggap bahwa kesehatan adalah suatu investasi yang penting untuk masa depan saya.
Percuma punya kekayaan berlimpah tanpa ditunjang kesehatan yang prima. Makanya, agar pada usia tua tetap bugar, sudah sejak muda, saya "memupuk" gaya hidup sehat.
Untuk mewujudkannya, satu jenis olahraga yang saya sukai ialah jalan kaki. Bagi saya, jalan kaki itu murah, mudah, dan meriah. Apalagi, kalau kita menjalaninya bersama-sama.
Misalnya saja, pada bulan April lalu, saya punya kesempatan mengitari sebuah bukit di kawasan Gunung Geulis, Bogor. Perjalanan yang menghabiskan waktu dua jam lebih itu terasa "singkat" dan "nyaman".
Belum lagi, aktivitas harian yang saya jalani juga "menuntut" gerak tubuh. Sejak bekerja di kawasan Jakarta Selatan, secara otomatis, tubuh saya menjadi lebih aktif bergerak.