Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Milennials Akan "Susah" Punya Rumah?

17 Oktober 2017   12:12 Diperbarui: 18 Oktober 2017   09:07 2021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu ruko yang saya lirik di kawasan bekasi (sumber: dokumentasi pribadi)

Jika diibaratkan sebuah novel cinta, kisah saya dan pengembang perumahan boleh dibilang sering berakhir dengan "sad ending". Pasalnya, saya sudah sering mendapat pengalaman yang "jauh" dari harapan saya sewaktu dulu aktif "berburu" rumah di sejumlah tempat. Makanya, untuk sementara waktu, persoalan tentang rumah adalah topik yang saya hindari.

Namun demikian, persoalan itu sempat "disinggung" sewaktu saya menghadiri "rapat akbar" di kantor pada Jumat sore lalu. Pasalnya, bos saya menyebut bahwa karyawan tetap perusahaan berkesempatan memperoleh KPR yang ditawarkan oleh sebuah bank.

Ternyata bank tersebut mulai "melirik" pekerja kantoran, yang mayoritas berusia di bawah tiga puluhan. Makanya, manajemen bank bersedia bekerja sama dengan manajemen kantor tempat saya bekerja dengan menawarkan setiap karyawan bunga KPR yang rendah dan jangka waktu pelunasan yang panjang bagi kami.

Hal itu akhirnya sedikit-banyak "menyengat" pengalaman saya sewaktu berupaya mencari rumah selama setahun belakangan. Pada saat itu, bersama seorang teman, saya memang getol "menjelajah" sejumlah kawasan di Bekasi untuk berburu rumah.

Semua itu terjadi karena kami punya pikiran yang sama bahwa rumah adalah sebuah kebutuhan yang harus segera dimiliki. Pasalnya, kalau kami menunda memilikinya terlalu lama, harga tanah akan semakin naik dan rumah jelas akan bertambah mahal. Bisa-bisa kami akan sulit mendapat rumah walaupun telah bekerja keras sekian tahun. Hahahahahaha.

Makanya, alih-alih hanya berdiam diri, kamu proaktif mulai "memburu" perumahan. Karena pembangunan mengarah ke kawasan Cibitung dan Cikarang, kami mulai dari kawasan tersebut.

Namun, sayangnya, setelah mendatangi sejumlah perumahan, kami hanya bisa "mengelus dada". Pasalnya, rumah yang ditawarkan dipatok pada kisaran harga 400 jutaan, tidak cocok dengan kantong kami.

Dari situlah kami menyadari bahwa ternyata mencari rumah itu cukup "sulit", layaknya menumukan soulmate. Cieileeee.

Menyerah? Jelas belum. Walaupun harapan kami "bentrok" dengan kenyataan yang ada, kami terus berupaya. Lebih tepatnya, kami selalu merasa "penasaran". Makanya, kami terus membuka mata dan telinga terhadap semua informasi tentang rumah murah.

Kesempatan itu datang juga ketika ada sebuah pesta KPR di kawasan JCC pada bulan Agustus lalu. Itu adalah sebuah "kesempatan emas" yang harus kami manfaatkan. Pasalnya, pada acara itu, berkumpul sejumlah pengembang yang menawarkan produknya.

pesta kpr yang saya kunjungi pada bulan agustus lalu (sumber: dokumentasi pribadi)
pesta kpr yang saya kunjungi pada bulan agustus lalu (sumber: dokumentasi pribadi)
Betul saja. Sewaktu kami datang mengunjungi pameran itu, sejumlah sales properti langsung "membombardir" kami dengan lusinan brosur rumah dan apartemen yang terletak di sejumlah lokasi. Di situ, kami juga melihat banyak stan pengembang yang menampilkan gambar dan maket hunian yang dibangun.

Sayangnya, di antara penawaran yang diterima belum ada satu pun yang sreg dengan kata hati kami. Lagi-lagi, keinginan kamu untuk memiliki rumah "terbentur" oleh harga yang ditawarkan. Kami akhirnya pulang dengan membawa banyak brosur di tas. Lumayanlah. Brosur itu bisa dipakai buat membungkus paket. Hahahahahahaha.

Sampai sekarang saya masih mencari rumah impian saya dan berusaha menambah jumlah tabungan. Pasalnya, saya perlu menyiapkan dana lebih agar tidak semua tabungan saya terpakai hanya untuk menyetor DP rumah. Bisa-bisa saya sulit memenuhi kebutuhan lainnya lantaran semua dana yang tersedia "parkir" ke situ. Hahahahahaha.

KPR untuk Para Milennials

Namun demikian, upaya perburuan rumah sebagaimana dikisahkan di atas bukanlah topik yang banyak "berseliweran" dalam obrolan teman-teman kantor saya. Pasalnya, teman-teman saya, yang tergolong Generasi Milennials, lebih "asyik" membicarakan topik lain sewaktu kongkow bersama.

Mayoritas gemar mendiskusikan tiga topik, yaitu (1) destinasi wisata yang asyik dikunjungi sewaktu tanggal merah, (2) tempat makan yang menawarkan hidangan yang enak, dan (3) tentunya persoalan asmara yang agak lebay. Hahahahahaha.

Jarang saya menjumpai obrolan serius tentang lokasi rumah yang strategis. Apakah kami yang umumnya lahir pada tahun 90an tidak berminat memiliki rumah? Bisa saja.

Pasalnya, generasi kami memang dikenal lebih mencari "kepuasan hidup", alih-alih mumet memikirkan beban hidup dan masa depan. Makanya, saya sering bertanya-tanya apakah generasi kami akan mudah memperoleh rumah pada masa depan? Hahahahaha.

Namun demikian, obrolan seputar kepemilikan rumah bisa menjadi serius manakala kami mulai berkeluarga. Nah, pada saat itulah, pasangan yang baru menikah "grasa-grusu" mencari rumah.

Pasalnya, pasangan yang sudah menikah jelas membutuhkan hunian tersendiri untuk hidup mengurus anak. (Lagipula, siapa sih yang betah terus tinggal serumah bareng mertua? Hahahahahaha.)

Walaupun tersedia beragam pilihan, lagi-lagi semua putusan "berpulang" pada kecocokan, termasuk dalam hal pembayaran. Saya pribadi memang lebih senang membeli rumah secara kontan. Pasalnya, saya menemukan 4 kelebihan kalau kita membeli rumah secara tunai sebagai berikut.

  • Harga rumah jelas lebih murah

Seperti pembelian perangkat elektronik, harga jual rumah akan jauh lebih murah manakala kita memilih melunasi rumah secara cash. Pasalnya, pengembang "menyukai" cara transaksi secara tunai. Makanya, dengan melakukan pembelian tunai, pengembang biasanya akan memberi kita diskon sekian persen dan kita bisa menghemat anggaran sekian puluh juta, sehingga kita bisa mengalokasi dana lainnya untuk pelbagai kepentingan.

  • Proses pembelian lebih mudah

Proses transaksi secara tunai hanya melibatkan dua pihak, yaitu pengembang dan konsumen. Makanya, proses pembelian pun tidak berbelit-belit. Setelah dana disetorkan dan surat-surat kepemilikan diserahkan, semua urusan beres, tanpa menyisakan masalah pada kemudian hari.

  • Bebas risiko penyitaan

Kalau membeli rumah secara tunai, kita akan terbebas dari ketakutan bahwa rumah yang kita tinggali akan disita oleh pihak tertentu. Makanya, setelah menjadi hak miliki, kita akan merasa jauh lebih aman dan nyaman sewaktu menempatinya.

  • Rumah mudah dijual kembali

Karena surat kepemilikan dapat dimiliki waktu singkat, kita bisa menjual kembali rumah yang sudah dibeli manakala kita menemukan hunian idaman lain atau mengalami situasi darurat tertentu. Prosesnya terbilang mudah dan cepat sewaktu kita melakukan balik-nama kepada pemilik baru.

Sayangnya, tidak semua orang mampu membeli rumah secara tunai. Makanya, saya tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan KPR. Pasalnya, program KPR juga memiliki 4 kelebihan.

  • Rumah bisa dimiliki dengan anggaran yang kecil

Dengan mengikuti program KPR, kita bisa memiliki rumah dengan anggaran yang kecil. Pasalnya, kita bisa mencicil rumah berdasarkan jangka waktu tertentu.

  • Sistem cicilan meringankan pengeluaran rutin

Asalkan punya kemampuan menyisihkan sebagian pendapatan setiap bulan, kita tetap bisa memiliki rumah dengan sistem cicilan. Hal itu tentunya akan meringankan anggaran bagi orang yang punya pendapatan UMR.

  • Properti bisa disewakan untuk mendapat uang

Setelah memiliki rumah lewat KPR, kita bisa menyewakan tempat tersebut kepada orang lain. Nah, uang hasil sewa tersebut bisa dipakai untuk membayar cicilan. Dengan demikian, kewajiban kita dalam melunasi cicilan akan jauh lebih ringan.

  • Siapapun yang memenuhi syarat bisa ikut program KPR

Asalkan memenuhi syarat dan bersedia mematuhi aturan, siapapun, termasuk Generasi Milennials, bisa mengambil KPR. Dengan demikian, sebetulnya KPR membuka kesempatan bagi semua orang untuk memiliki hunian impian.

Sistem KPR Bank Maybank  

Seperti bank-bank lainnya, Maybank juga menawarkan program yang menarik dilirik. Misalnya, Maybank menampilkan program KPR Tenor 30 Tahun. Jadi, dengan mengambil program tersebut, kita bisa melakukan cicilan maksimal 30 tahun!

kredit kpr tenor 30 tahun maybank (sumber: dokumentasi pribadi)
kredit kpr tenor 30 tahun maybank (sumber: dokumentasi pribadi)
ketentuan-ketentuan kpr tenor 30 tahun maybank (sumber: dokumentasi pribadi)
ketentuan-ketentuan kpr tenor 30 tahun maybank (sumber: dokumentasi pribadi)
syarat kpr tenor 30 tahun maybank (sumber: dokumentasi pribadi)
syarat kpr tenor 30 tahun maybank (sumber: dokumentasi pribadi)
Bagaimana proses penghitungan cicilannya? Kita bisa memakai simulasi kpr yang juga tersedia di situs www.maybank.co.id berikut ini.

simulasi kpr (sumber: dokumentasi pribadi)
simulasi kpr (sumber: dokumentasi pribadi)
Pada mesin simulasi tersebut, saya memasukkan harga rumah yang dulu pernah ditawarkan kepada saya, yaitu 400 juta rupiah. Kemudian, pada kolom Uang Muka (DP), saya memasukkan angka 120 juta. Angka tersebut didapat karena maybank mensyaratkan bahwa biaya DP diambil dari 30 persen harga rumah.

Sementara itu, di kolom jangka waktu, saya memasukkan angka 180 bulan atau 15 tahun. Angka itu dipilih karena umumnya orang-orang mengambil KPR dalam jangka waktu 15 tahunan.

Hasilnya? Dengan suku bunga 10%, cicilan KPR yang didapat via Maybank mencapai angka tiga juta rupiah per bulan.

Dari uraian yang sudah disampaikan sebelumnya, pada akhirnya, semua putusan kepemilikan rumah berpulang pada tingkat kecocokan masing-masing. Ada yang merasa cocok membeli rumah secara tunai dengan alasan kepraktisan dan kehematan.

Ada pula yang nyaman mengikuti program KPR, seperti yang ditawarkan oleh Maybank, sehingga setiap orang, termasuk para Milennials, punya kesempatan yang sama dalam memiliki hunian impian.

kantor maybank di tebet (sumber: dokumentasi pribadi)
kantor maybank di tebet (sumber: dokumentasi pribadi)
Maka, apapun cara yang ditempuh, semoga kita semua mendapat tempat tinggal yang ideal, nyaman, dan aman demi kesejahteraan diri kita dan keluarga tercinta.

Salam.

Nb: untuk keterangan lebih lanjut seputar produk Maybank, silakan ikuti media sosial berikut ini.

Twitter : @MaybankID

Facebook : Maybank

Instagram : maybankid

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun