Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Di Balik Kisah Yosi, Anak yang Rutin Menjalani Cuci Darah

28 September 2017   16:33 Diperbarui: 28 September 2017   16:59 1399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tampilan fitur skrining yang memuat riwayat penyakit peserta (sumber: dokumentasi pribadi)

suasana anteran yang panjang di rumah sakit (sumber: dokumentasi pribadi)
suasana anteran yang panjang di rumah sakit (sumber: dokumentasi pribadi)
Pasalnya, kalau kami datang tepat jam 8 pagi sesuai waktu buka, bisa-bisa kami baru dilayani jam tiga sore! Semua itu terjadi karena kami harus menunggu anteran yang sangat panjang.

Fitur kedua yang unik adalah Skrining Riwayat Kesehatan. Sederhananya, fitur itu memuat semua informasi tentang riwayat penyakit dan jumlah kunjungan rumah sakit peserta. Fitur itu penting dimiliki untuk mempercepat proses rujukan.

tampilan fitur skrining yang memuat riwayat penyakit peserta (sumber: dokumentasi pribadi)
tampilan fitur skrining yang memuat riwayat penyakit peserta (sumber: dokumentasi pribadi)
Berdasarkan pengalaman, proses rujukan tersebut menyita cukup banyak waktu. Saya ingat bahwa beberapa bulan lalu, salah seorang kenalan saya yang diopname di sebuah rumah sakit harus menunggu beberapa jam sebelum akhirnya bisa berpindah ke rumah sakit lain. Pasalnya, admin rumah sakit tempat dia dirawat memerlukan waktu yang lama untuk membikin rujukan.

Padahal, kenalan saya harus segera dipindahkan ke rumah sakit lain untuk mendapat penanganan yang lebih memadai. Makanya, dengan adanya fitur tersebut, peserta bisa langsung dirujuk ke rumah sakit lain karena semua informasi kesehatannya tercatat di aplikasi. Jadi, peserta hanya perlu menunjukkan riwayat penyakitnya tanpa perlu menjalani pemeriksaan ulang.

Fitur terakhir yang menarik dibahas adalah Pengaduan Keluhan. Di fitur itu, kita bisa "curhat" manakala mendapat pelayanan yang kurang baik dari rumah sakit. Di situ tersedia layanan care center 1500-400. Semua laporan yang masuk kemudian akan diproses dan ditindaklanjuti.

tampilan fitur care center di fitur pengaduan keluhan (sumber: dokumentasi pribadi)
tampilan fitur care center di fitur pengaduan keluhan (sumber: dokumentasi pribadi)
Uniknya, lewat layanan itu, kita juga bisa berkonsultasi dengan dokter tentang keluhan penyakit. Konsultasi tersebut bisa dilakukan pada hari kerja, dari Senin sampai Jumat, antara pukul 07.00 hingga 20.00. Makanya, peserta bisa mendapat diagnosis sementara sebelum datang langsung ke rumah sakit.

Fitur itu pun akan dikembangkan lebih lanjut. Pasalnya, Pak Gunadi menyebut bahwa manajemen BPJS Kesehatan berencana melengkapinya dengan videocall. Dengan demikian, peserta bisa berinteraksi langsung dengan tim dokter ketika punya penyakit.

Andaikan Yosi sekarang masih hidup, orangtuanya tentu sudah mendaftarkannya sebagai peserta BPJS Kesehatan. Sayangnya, dia hidup sebelum layanan BPJS Kesehatan terbentuk sehingga tidak bisa menikmati manfaatnya.

Walaupun demikian, "beban" yang harus dipikul Yosi akibat proses cuci darah secara rutin tak mesti terulang pada anak-anak manapun. Pasalnya, dengan adanya BPJS Kesehatan, setiap anak di Indonesia punya kesempatan yang sama untuk mendapat layanan di rumah sakit tanpa takut terhadap biaya yang harus ditanggungnya.

Salam

Adica Wirawan, founder of Gerairasa.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun