Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tiga "Warisan" Untuk Saya dari dr. Ryan Thamrin

4 Agustus 2017   13:17 Diperbarui: 4 Agustus 2017   21:11 6231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi tadi saya agak kaget mendengar kabar bahwa dokter Ryan Thamrin, yang sempat menjadi pemandu acara Dr. OZ Indonesia, meninggal dunia dalam usia yang relatif masih muda, 39 tahun. Penyebabnya? Masih simpang-siur.

Namun, berdasarkan sejumlah artikel yang saya telusuri, dokter yang punya tinggi badan 187 cm itu diduga jatuh di kamar mandi. Entah karena terkena serangan jantung atau stroke atau penyakit "silent killer" lainnya, tak lama kemudian, dia dinyatakan wafat di Pekanbaru, Riau.

Sejumlah orang tentu turut merasa kehilangan atas kejadian tersebut, termasuk saya yang dulu sering menyaksikan acara Dr. OZ Indonesia yang dibawakannya. Lewat acara itu, saya bisa menambah wawasan tentang kesehatan dan pola hidup yang baik.

Ada sejumlah "warisan" berupa info kesehatan yang sempat saya terima dari dokter Ryan. Di antaranya ialah info tentang kebiasaan konsumsi makan mie instan yang sering dicampur nasi.

Dulunya, saya memang sering makan mie instan dengan tambahan nasi. Maklum saja, kalau makan apapun tanpa nasi, itu bukanlah "makan" namanya.  Makanya, setiap makan mie instan, saya sering juga menambahkan sepiring rasi dan sejumlah lauk lainnya.

Namun, pada suatu episode Dr. OZ, dokter Ryan menjelaskan kalau hal itu ternyata dapat membahayakan kesehatan. Semua itu bisa terjadi karena kita mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat.

Akibatnya, kadar gula yang terkandung di dalam nasi dan di dalam mie instan akan menumpuk memenuhi tubuh. Apabila terus terjadi dalam waktu yang lama, tubuh berisiko terserang diabetes militus tipe 2.

Setelah mendengar penjelasan demikian, saya menjadi agak sadar. Ya, hanya sekadar "sadar", belum "insyaf" betul. Hehehehehehe. Makanya, sampai sekarang saya masih "hobi" makan mie instan dicampur nasi.

Namun demikian, takaran nasi yang saya konsumsi sudah jauh berkurang. Jika biasanya sepiring penuh, kini saya hanya makan nasi setengah piring saja. Sisanya "dilengkapi" lewat mie instan. Hehehehehe.

Kemudian, saya juga sering menambahkan sayuran dan daging untuk memperkaya asupan protein dan lemak. Jadi, kadar karbohidrat yang masuk ke tubuh dapat diimbangi dengan asupan lainnya.

"Warisan" lainnya yang masih "nyangkut" di tempurung kepala saya ialah kebiasaan mengonsumsi buah. Saya senang makan jeruk dan semangka. Saya biasanya melahapnya setelah makan besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun