Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Andaikan Jet Li Sempat Memainkan "Praxis"

18 Juli 2017   09:22 Diperbarui: 21 Juli 2017   07:13 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
papan permainan praxis (sumber: dokumentasi pribadi)

Salah satu selaan yang "menguras" uang di kantong saya ialah pemeriksaan kesehatan. Dalam selaan itu, setiap pemain diminta melempar dua dadu. Kalau angka yang muncul beda, pemain tersebut dinyatakan sehat dan "bebas" dari biaya rumah sakit. Sebaliknya, jika yang timbul sama, si pemain harus membayar sejumlah uang sesuai dengan angka yang muncul.

Sialnya, saat yang lain lolos, saya malah mendapat kembar lima. Selain dinyatakan sakit berat, saya juga harus membayar sebesar lima ribu sesuai dengan kelipatan angka yang saya peroleh!

Sedih? Jelas! Padahal, sejak awal, saya sudah mendapat cukup banyak uang, sehingga merasa yakin akan memenangkan permainan itu pada "ronde" akhir.

suasana permainan praxis (sumber: dokumentasi pribadi)
suasana permainan praxis (sumber: dokumentasi pribadi)
Sesaat peristiwa kecil itu "menyentak" kesadaran saya bahwa kehidupan itu tidaklah pasti. Walaupun kita punya banyak kekayaan, berupa uang dan properti, bisa saja semua itu ludes tersapu kemalangan yang "bertamu" tiba-tiba!

Makanya, pastikan semua aset yang kita miliki terlindungi dengan baik, sehingga kalau bencana sekonyong-konyong datang mendera, kita masih bisa meredam dampak kerugian yang ditimbulkannya.

3 Pasti

Dalam acara itu, Axa tak hanya mengajak para nasabahnya bermain Praxis, tapi juga memperkenalkan produk baru, yakni Maestro Infinite Protection (MIP). Produk tersebut mengusung slogan "3 Pasti" karena memang menawarkan "kepastian" yang akan dijelaskan secara lebih rinci pada paragraf berikutnya.

Acara itu juga menghadirkan Hendra Sensei, seorang trainer yang menjelaskan secara panjang lebar topik tentang perencanaan keuangan. Jujur tak banyak informasi yang "tersangkut" di tempurung kepala saya pada saat Hendra memaparkan materinya.

hendra sensei sedang memaparkan materi tentang perencanaan keuangan (sumber: dokumentasi pribadi)
hendra sensei sedang memaparkan materi tentang perencanaan keuangan (sumber: dokumentasi pribadi)
Namun demikian, ada satu kalimat yang cukup "berkesan" bagi saya. Bunyinya begini. Harta bisa menjadi "perekat" atau "penyekat" keluarga. Kalimat itu tentu ada benarnya.

Pernah menjumpai keluarga mapan secara ekonomi yang hidup rukun, akur, dan ceria? Saya sudah sering melihatnya. Biarpun "mustahil" membeli kebahagiaan, harta yang cukup tetap dapat "menunjang" kebahagiaan keluarga. Makanya, kehadiran harta dapat "merekatkan" keluarga.

Selanjutnya, pernah menyaksikan anggota keluarga bertengkar memperebutkan harta? Saya juga pernah, dan itu biasanya terjadi manakala ada anggota keluarga yang mempermasalahkan pembagian warisan, seperti tanah, uang, atau rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun