Selain itu, Faber-Castell juga rutin menyelenggarakan event menggambar dan mewarnai yang bertujuan "menyuburkan" kreativitas masyarakat. Hadiah yang ditawarkan juga terasa "wah" karena setiap pemenang berkesempatan mengunjungi "markas" Faber-Castell di Kota Stein dan Nuremberg, Jerman!
Sementara itu, untuk para manula, Faber-Castell juga menyediakan produk buku doodle yang dapat diwarnai secara bebas. Selain menimbulkan efek relaksasi, kegiatan itu juga bertujuan mencegah penyakit Alzheimer yang umumnya menyerang orang berusia lanjut.
Semua hal yang disinggung di atas akhirnya "memantik" ingatan saya pada kegiatan menggambar sketsa yang saya lakukan baru-baru ini. Saya biasanya "melampiaskan" hasrat seni saya ke dalam guratan sketsa manakala saya punya waktu luang dan inspirasi, dan kebetulan kesempatan itu muncul beberapa waktu yang lalu.
Bagi saya, menggambar sketsa itu ibarat "meditasi" karena saya memusatkan perhatian secara penuh pada semua aktivitasnya. Makanya, sewaktu mulai menggambar, saya begitu "larut" di dalamnya.
Untuk membuat sebuah sketsa, kita cukup "bermodalkan" secarik kertas, pensil, penghapus, pulpen, dan tentunya objek yang ingin digambar. Peralatan sederhana dan murah yang mudah kita dapatkan di lingkungan sekitar.
Untuk menjawab pertanyaan itu, saya ingin mengutip kalimat yang disampaikan oleh Bapak Yandramin Halim bahwa pengalaman melukis di komputer tetap tak bisa "menggantikan" pengalaman sewaktu kita membuat lukisan di atas kertas. Kalimat itu ada benarnya lantaran ketika kita membikin gambar di kertas, emosi yang muncul terasa lebih intens.
Belum ada penjelasan yang memuaskan, yang dapat menerangkan "fenomena" tersebut. Namun, itulah yang saya rasakan sewaktu menggoreskan pensil di atas kertas. Jujur saja, saya merasa lebih nyaman melakukannya di kertas daripada di komputer.
Sebagai permulaan, kita membuat "konstruksi" gambar. Lantaran mencoba menggambar sketsa sebuah kamar yang diambil dari sebuah foto, saya membikin sejumlah garis dengan menggunakan pensil Faber-Castell 4B. Pensil itu dipilih lantaran bisa menciptakan gradasi warna hitam yang halus dan lembut.
Setelah selesai, barulah saya mempertebal garis-garis tersebut dengan pulpen. Hal itu bertujuan mempertegas garis yang telah dibikin sebelumnya. Kemudian, saya menghapus sisa garis pensil agar garis yang terangkai tampak semakin jelas.