Begini. Karena di situ lumayan gelap, saya bingung harus melangkah ke mana lagi. Saya menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari jalan selanjutnya. Namun, lantaran terbawa suasana, pikiran saya menjadi "blank", sehingga sukar menemukan pintu yang dimaksud.
Alih-alih terus bingung, akhirnya, saya pun bertanya kepada hantu tersebut: "Ke mana berikutnya?" Di balik kain putihnya dia tiba-tiba mengangkat tangan seraya menunjuk pintu putih yang harus saya lewati selanjutnya.
Jujur saja, baru kali itu, saya menjumpai hantu yang "sudi" memberi petunjuk. Maka, lewat tulisan ini, saya juga mengucapkan terima kasih kepadanya karena saya lupa mengucapkannya kemarin.
Hahahahahahahaha.
Kemudian, saya juga melihat sosok hantu yang "hobi"-nya membuntuti kami. Saya tak ingat betul seperti apa wajahnya, tapi, yang jelas, dia terus mengikuti saya dari belakang walaupun saya sudah "sukses" melewati terornya. Untungnya, dia berhenti mengikuti setelah saya keluar dari situ.
Hahahahahaha.
Sementara itu, pada pintu berikutnya, barulah saya berjumpa dengan Valak. dia tampak duduk nyaman di kursi dan itulah yang membikin saya merinding. Saya mengetahui kalau dia aslinya orang yang baik. Namun, saya tetap saja takut dibuatnya.
Demikian sekelumit pengalaman saya sewaktu "diteror" oleh hantu-hantu penghuni rumah hantu PRJ. Masih penasaran? Silakan kunjungi langsung tempatnya.
Wahana itu buka setiap hari, dan kita cukup merogoh kocek sebesar Rp 35 ribu agar bisa menikmati "ketegangan" di dalamnya. Saran saya, jangan pergi ke situ sendirian dan jangan lupa bawa senter.
Hahahahahahahaha.