Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Bayang-Bayang Gelap" IPO Snap Inc

22 Februari 2017   08:07 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:24 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makanya, sewaktu Jobs berseteru dengan Scully, mereka beramai-ramai membela Scully. Lantaran kalah suara, Steve Jobs kemudian “digusur” dari kursi dewan direksi.

Sungguh ironis memang. Jobs yang menjadi “peletak batu pertama” Apple justru harus “cabut” dari perusahaan itu karena kalah dukungan. Namun, demikianlah “politik kantor” yang terjadi, dan hal itu tentunya bisa berlaku pula kepada perusahaan lainnya, termasuk Snap Inc., yang akan melakukan IPO.

Belum lagi tekanan yang muncul dari pemegang saham mayoritas. Sebagai orang yang punya presentase jumlah saham yang dominan, pemegang saham tersebut tentu punya wewenang besar dalam menentukan “haluan” perusahaan. Jadi, terkadang ia merasa punya “hak” untuk mencampuri urusan perusahaan.

Hal itu tentunya sah-sah saja dilakukan, bergantung kesepakatan yang telah dibikin sebelumnya. Namun, yang menjadi persoalan adalah kalau pemegang saham itu terlalu “aktif” ikut campur tangan dalam menentukan kebijakan.

Hal itu tentunya akan berdampak pada produktivitas perusahaan. Apalagi, kalau terjadi perselisihan antar “kubu” pemegang saham, bisa-bisa masalah akan semakin runyam dan kinerja perusahaan di semua lini bakal terganggu.

Itulah “bayang-bayang gelap” yang akan menghadang Snap Inc. nantinya. Jadi, jangan melulu kita beranggapan bahwa dengan melakukan IPO, perusahaan akan punya banyak duit, pemiliknya bakal kaya raya, dan bisnisnya bisa menjangkau seluruh dunia.

Namun, lihatlah “sejarah kelam” yang pernah dialami oleh perusahaan yang sudah lebih dulu masuk bursa saham. Dengan demikian, perusahaan bisa belajar dari pengalaman, supaya kejadian serupa dapat diantisipasi dengan baik.

Salam.

Adica Wirawan, founder gerairasa.com

Referensi:

“Snap lowers valuation expectations in highly awaited IPO,” reuters.com, diakses pada tanggal 18 Februari 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun