Gambaran tangan-tangan robot yang “sibuk” bekerja di atas meja operasi sebuah rumah sakit barangkali hanya terdapat di dalam film. Namun, gambaran itu bisa menjadi nyata karena sejumlah rumah sakit kini sudah memakai “jasa” robot dalam menjalankan aktivitas medisnya.
Sebut saja robot medis yang sedang dikembangkan oleh sejumlah peneliti di Korea Selatan. Robot itu bertugas membantu dokter dalam melakukan operasi tertentu, seperti operasi tumor ganas di organ hati. Operasi itu memang membutuhkan tingkat keakuratan yang tinggi, sebab jika terjadi sedikit saja kesalahan sewaktu mengangkat tumor, bisa timbul komplikasi dan nyeri pada tubuh pasien. "Metode operasi semacam itu sebagian besar dilakukan lewat laparotomi (insisi di perut) karena merupakan prosedur yang sangat sulit,” kata Park Min-soo dari Rumah Sakit Universitas Kyunghee.
Namun demikian, kesukaran tersebut bisa berkurang berkat bantuan robot. Di ruang operasi, robot tersebut berfungsi membantu melakukan pembedahan sehingga kesalahan dalam melakukan sayatan dapat dikurangi. Maka, tingkat keberhasilan dalam operasi jauh lebih tinggi.
Robot lainnya yang juga banyak mempermudah tugas dokter di ruang operasi adalah Da vinci XI. Robot tersebut memang bukan robot otomatis. Ia dikendalikan langsung oleh para dokter ketika melakukan sebuah operasi. Kelebihan da Vinci XI adalah tingkat akurasi gerakan yang sangat presisi sehingga kesalahan pada operasi dapat diminimalkan.
Sejauh ini, robot tersebut telah membantu kegiatan operasi di Royal Marsden Hospital. Pada masa depan, robot itu diharapkan mampu melakukan tugas yang lebih lengkap lagi, seperti memandu para dokter dalam mendeteksi posisi bedah yang tepat di tubuh pasien.
Sementara itu, terdapat pula robot medis lainnya, yaitu Molly, yang diproduksi oleh perusahaan Perancis Robosoft. Molly memang didesain tidak bisa berjalan atau bergerak. Namun, ia mampu melakukan berbagai tugas unik, seperti memantau tanda-tanda vital pada diri pasien dan mengirimkan gambar dan suara, yang memungkinkan anggota keluarga bisa memantau kondisi pasien dari jarak jauh.
Kiprah robot di rumah sakit bisa dipandang sebagai sebuah “terobosan” di dunia medis. Robot tak hanya mampu meningkatkan layanan di sebuah rumah sakit, tetapi juga membantu para dokter dalam menyelamatkan hidup pasien yang terkena penyakit kronis. Namun demikian, timbul sebuah pertanyaan, “Akankah robot menggantikan peran tenaga medis di rumah sakit pada masa depan?”
Pertanyaan itu tentu sulit dijawab karena kita sukar memprediksi perkembangan dunia medis ke depannya. Namun demikian, akan berbeda “cerita”-nya kalau pertanyaan sedikit diubah menjadi: “Bisakah robot menggantikan peran tenaga medis di rumah sakit pada masa depan?”
Jawabannya jelas tidak. Mengapa? Karena secanggih apapun sebuah robot, ia tidak memiliki “kedekatan emosi” seperti manusia. Ia tidak dapat mengungkapkan kebaikan hati, ketulusan, dan kasih sayang kepada pasien. Padahal, kedekatan emosi seperti itu berperan besar mempercepat pemulihan pasien.
Literatur itu juga membuktikan bahwa ketika dokter dan juru rawat bertindak penuh kasih, pasien cenderung lebih mudah memberi informasi medis yang akhirnya membuat diagnosis lebih akurat. Pasien juga cenderung lebih taat terhadap pengobatan yang akhirnya penyakit lebih jarang kambuh.
Dari paparan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa semaju apapun perkembangan teknologi robot pada masa depan, peran tenaga medis dalam merawat pasien memang tidak akan bisa tergantikan. Robot mungkin saja dapat melakukan pembedahan tanpa cacat di ruang operasi, atau mampu mendiagnosis penyakit secara akurat, tetapi ia tetap tak bisa menggantikan senyum hangat dan perlakukan penuh kasih para tenaga medis yang bertugas di rumah sakit.
Salam.
Adica Wirawan, founder gerairasa.com
Referensi:
- “Korea Selatan Kembangkan Robot Bedah,” antaranews.com, diakses pada tanggal 28 Desember 2016.
- “Dokter Inggris Sukses Gunakan Robot untuk Operasi Pasien,” metrotvnews.com, diakses pada tanggal 28 Desember 2016.
- “Medical robotics: Would you trust a robot with a scalpel?”, theguardian.com, diakses pada tanggal 28 Desember 2016.
- “Kasih Sayang Mempercepat Kesembuhan”, kompas.com, diakses pada tanggal 28 Desember 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H