Dalam tulisan “Gue Rasanya Mau Resign Aja” di bawah ini, saya memaparkan bahwa prestasi seorang staf dapat terdongkrak kalau ia bekerja di bawah bimbingan atasan yang kompeten dan cerdas emosi. Sebaliknya, seorang staf akan mengalami kemunduran kalau terus mendapat tekanan dari atasannya yang otoriter.
Demikian pula yang terjadi manakala seorang siswa belajar di bawah bimbingan guru yang berkualitas baik. Siswa itu tentunya tak hanya akan menjadi lebih percaya diri, tetapi juga mampu menguasai pelajar dengan cepat. Pun sebaliknya.
Jadi, untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia, seperti disarankan Juha Christensen, perbaiki dulu kualitas gurunya. Untuk itu, guru pun harus bersedia menerima kritik dari siswanya. Kalau memang kritik itu baik sifatnya dan disampaikan secara sopan, mengapa guru harus tersinggung, jengkel, dan sewot? Toh, itu disampaikan untuk kebaikan bersama juga.
Semoga ke depannya kualitas guru-guru Indonesia bertambah baik.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H