Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

“Kotak-Katik” Kotak Kayu Bekas Jadi Mini Garden

28 September 2016   08:37 Diperbarui: 28 September 2016   09:13 1597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pakcoi Berusia Sekitar Tiga Minggu/ dokumentasi pribadi

Untuk menjaga kebersihan lingkungan, kita tak melulu harus mengampanyekan supaya setiap orang rajin membuang sampah pada tempatnya, tetapi juga mulai mengambil langkah inovatif dalam mengolah sampah yang ada menjadi sesuatu yang berguna. Pada tulisan ini, izinkan saya berbagi sedikit pengalaman sewaktu “menyulap” kotak kayu bekas menjadi mini garden yang sukses menghasilkan sayuran segar.

Ide pembuatan mini garden itu timbul tanpa sengaja sewaktu saya melihat beberapa kotak kayu bekas teronggok begitu saja di halaman belakang. Kotak kayu itu sebetulnya akan dijual ke pedagang loak. Namun, saya kemudian merenung: “Andaikan dijual begitu saja, kotak kayu itu paling-paling hanya akan laku lima ribu rupiah per buah.”

Waktu itu, saya sama sekali belum terpikir akan mendayagunakan kotak kayu itu. Sampai beberapa hari kemudian, di sebuah status teman FB, saya melihat foto-foto mini garden. 

Mini garden yang terdapat di foto itu terbikin dari bingkai-bingkai kayu yang disusun sedemikian rupa di pelataran rumah. Bingkai kayu itu kemudian diisi tanah dan ditanami dengan pelbagai tumbuhan, yang sangat sedap dilihat. Bayangan kotak kayu bekas tadi pun terlintas di dalam pikiran saya. Ibarat kilatan inspirasi, saya memutuskan mengubah kotak kayu itu menjadi bingkai mini garden.

Pembuatan Bingkai Mini Garden

Kita bisa membuat mini garden dari kotak kayu bekas yang mudah ditemukan di sekitar kita. Kita dapat memakai kotak kayu bekas tempat telur, kecap, atau gula merah.

Kotak Kayu Bekas yang Saya Pakai untuk Membuat Bingkai Mini Garden/ dokumentasi pribadi
Kotak Kayu Bekas yang Saya Pakai untuk Membuat Bingkai Mini Garden/ dokumentasi pribadi
Untuk membuat bingkai mini garden, kita harus terlebih dulu membongkar kotak kayu dengan menggunakan palu dan linggis. Satu per satu paku yang menancap di kotak kayu dicabut. Paku-paku bekas itu jangan langsung dibuang. Kita bisa memakainya kembali untuk memaku bingkai mini garden.

Paku yang Tertancap di Kotak Kayu Dicabut dan Dimanfaatkan Kembali untuk Membuat Bingkai Mini Garden/ dokumentasi pribadi
Paku yang Tertancap di Kotak Kayu Dicabut dan Dimanfaatkan Kembali untuk Membuat Bingkai Mini Garden/ dokumentasi pribadi
Setelah berhasil dilepas, kita harus menghaluskan bilah-bilah kayu dengan serutan. Hal itu bertujuan meratakan permukaan kayu sehingga lebih rata dan mulus.

Penggergajian Dilakukan Supaya Bingkai Mempunyai Sisi yang Simetris/ dokumentasi pribadi
Penggergajian Dilakukan Supaya Bingkai Mempunyai Sisi yang Simetris/ dokumentasi pribadi
Kemudian kita mengambil empat bilah kayu yang akan dibuat sebagai kerangka. Oleh sebab itu, pilihlah bilah kayu yang kuat dan baik kualitasnya.

Selanjutnya, kita memaku bilah-bilah kayu hingga berbentuk seperti bingkai. Pakulah bilah kayu itu pelan-pelan. Jangan sampai bilah kayu rusak karena terlalu keras dipalu.

Bingkai Mini Garden Telah Selesai Dipaku/ dokumentasi pribadi
Bingkai Mini Garden Telah Selesai Dipaku/ dokumentasi pribadi
Sebagai alas dari bingkai mini garden, kita dapat memanfaatkan stereofoam bekas. Ukurlah stereofoam supaya sesuai dengan ukuran bingkai tadi. Kemudian, potonganlah bagian yang sisa. Sisa stereofoam tersebut jangan langsung dibuang. Kita dapat menjadikannya sebagai pembatas tanaman.

Stereofoam Bekas Mading Dapat Dijadikan Alas dan Pembatas Bingkai Mini Garden/ dokumentasi pribadi
Stereofoam Bekas Mading Dapat Dijadikan Alas dan Pembatas Bingkai Mini Garden/ dokumentasi pribadi
Kita harus memilih lokasi yang ideal untuk meletakkan bingkai mini garden tersebut. Pilihlah tempat yang terpapar sinar matahari langsung. Hal itu dilakukan supaya tanaman dapat memperoleh sinar matahari secara optimal.

Bingkai yang Sudah Diberi Alas dan Pembatas Stereofoam Ditelakkan di Lokasi yang Terkena Sinar Matahari untuk Memperlancar Proses Fotosintesis Sayuran/ dokumentasi pribadi
Bingkai yang Sudah Diberi Alas dan Pembatas Stereofoam Ditelakkan di Lokasi yang Terkena Sinar Matahari untuk Memperlancar Proses Fotosintesis Sayuran/ dokumentasi pribadi
Selanjutnya, letakkan bingkai yang sudah diberi alas stereofoam di lokasi yang sudah ditentukan tersebut. Kita dapat mengisi bingkai itu dengan media tanam, seperti coco peat, pasir, tanah, atau sekam bakar.

Saya menggunakan tanah sebagai media tanam. Saya terlebih dulu mencampur tanah dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 untuk memperkaya unsur hara di dalam tanah. Saya menaburkan tanah ke bingkai hingga merata.

Bingkai Kemudian Diisi Dengan Tanah yang Sudah Dicampur Pupuk/ dokumentasi pribadi
Bingkai Kemudian Diisi Dengan Tanah yang Sudah Dicampur Pupuk/ dokumentasi pribadi
Saatnya Menanam

Selanjutnya saya menyiapkan bibit tanaman pakcoi yang sudah berusia dua minggu. Bibit pakcoi itu ditumbuhkan dengan metode hidroponik. Media tanam yang digunakan adalah rockwool yang dipotong seperti batu bata.

Bibit Pakcoi Disemai Dengan Menggunakan Media Rockwool dan Larutan Hidroponik Sekitar 2 Minggu/ dokumentasi pribadi
Bibit Pakcoi Disemai Dengan Menggunakan Media Rockwool dan Larutan Hidroponik Sekitar 2 Minggu/ dokumentasi pribadi
Selain pakcoi, kita pun dapat menanam sayuran lain seperti selada, sawi, dan kangkung. Kita hanya perlu melakukan pembibitan sekitar dua minggu, lalu memindahkan tanaman ke bingkai mini garden itu.

Rockwool Dipotong Dadu untuk Proses Pemindahan/ dokumentasi pribadi
Rockwool Dipotong Dadu untuk Proses Pemindahan/ dokumentasi pribadi
Bibit Pakchoi Siap Dipindahkan ke Bingkai Mini Garden/ dokumentasi pribadi
Bibit Pakchoi Siap Dipindahkan ke Bingkai Mini Garden/ dokumentasi pribadi
Jarak Bibit Pakchoi Diatur Sedemikian Rupa Sehingga Tanaman Dapat Tumbuh Optimal/ dokumentasi pribadi
Jarak Bibit Pakchoi Diatur Sedemikian Rupa Sehingga Tanaman Dapat Tumbuh Optimal/ dokumentasi pribadi
Selanjutkanya kita menyiram mini garden tersebut dua kali sehari secara teratur. Setiap hari kita perlu memeriksa tanaman untuk memastikan bahwa tidak ada serangan hama, seperti ulat dan tikus yang menyerang tanaman. Pemupukan dengan pupuk kompos atau pupuk kandang cukup diberikan seminggu sekali. Dengan perawatan demikian tanaman akan tumbuh dengan optimal.

Penyiraman Dilakukan Secara Teratur Dua Kali Sehari Supaya Tumbuhan Bisa Tumbuh Maksimal/ dokumentasi pribadi
Penyiraman Dilakukan Secara Teratur Dua Kali Sehari Supaya Tumbuhan Bisa Tumbuh Maksimal/ dokumentasi pribadi
Nah, mudah bukan? Jadi, kalau Anda mempunyai kotak kayu bekas, jangan buru-buru dibuang. Anda bisa mengubahnya menjadi lebih bernilai dengan membuat mini garden dari kotak kayu itu.

Pakcoi Berusia Sekitar Tiga Minggu/ dokumentasi pribadi
Pakcoi Berusia Sekitar Tiga Minggu/ dokumentasi pribadi
Senyum untuk Kita, Senyum untuk Bumi

Kegiatan itu tentunya tak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menerbitkan seulas senyum. Menurut hemat saya, senyum itu berasal dari rasa syukur atas kesuksesan kita dalam membudidayakan tanaman sayur di pekarangan rumah sendiri. 

Saat lahan pertanian sudah sedemikian terbatas, terutama di kota-kota besar, kita masih dapat memanfaatkan sudut-sudut pekarangan yang menganggur untuk menanam pelbagai jenis tanaman. Kita tentunya bisa membayangkan lahan yang dulunya terabaikan kini mempunyai pesona berupa sayuran hijau yang menyejukkan mata.

Selain itu, kegiatan itu pun dapat membantu mengurangi anggaran belanja rumah tangga. Kita dapat menghemat uang untuk membeli bahan makanan lantaran kita memetik sendiri sayuran yang sudah ditanam. 

Sayuran itu pun jauh lebih segar, lebih alami, dan lebih nikmat disantap lantaran kita mengawasi sendiri proses pertumbuhannya. Jadi, kekhawatiran kita terhadap sayuran yang terpapar pestisida kimiawi dapat dikurangi berkat kegiatan bercocok tanam seperti itu.

Pakchoi yang Ditanam Dengan Mini Garden Bebas dari Pestisida Kimiawi Sehingga Aman Dkonsumsi Keluarga/ dokumentasi pribadi
Pakchoi yang Ditanam Dengan Mini Garden Bebas dari Pestisida Kimiawi Sehingga Aman Dkonsumsi Keluarga/ dokumentasi pribadi
Sementara itu, bumi pun dapat “tersenyum” berkat kegiatan itu. Dengan menerapkan konsep mini garden, kita telah membantu mengurangi sampah yang berserakkan. Hal itu tentunya penting lantaran jumlah sampah yang diproduksi setiap harinya sangatlah besar. 

Sebagai contoh, di wilayah DKI Jakarta sendiri saja, jumlah sampah yang dihasilkan per hari sudah mencapai 6000 ton [Sampah di Jakarta Diperkirakan Capai 6.000 Ton per Hari, www.nationalgeographic.co.id, diakses pada tanggal 24 September 2016]. Kita tentunya bisa membayangkan betapa banyaknya jumlah sampah itu dalam seminggu, sebulan, atau bahkan setahun! Mungkin saja, kalau tidak diolah, kita bisa membuat pulau sendiri yang terbikin dari jutaan sampah.

Pembuatan mini garden seperti dijelaskan di atas hanyalah sebuah langkah kecil untuk “menyehatkan” lingkungan. Biarpun demikian, kalau kita serius menerapkannya, bukan mustahil, suatu saat lingkungan kita akan jauh lebih asri, indah, dan bersih daripada sebelumnya. Bukankah lingkungan seperti itu menjadi tempat tinggal yang nyaman untuk diri kita sendiri dan anak cucu kelak?

Salam hijau.

Facebook: www.facebook.com/adica.wirawan

Twitter : @AdicaWirawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun