Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

“Kotak-Katik” Kotak Kayu Bekas Jadi Mini Garden

28 September 2016   08:37 Diperbarui: 28 September 2016   09:13 1597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bibit Pakchoi Siap Dipindahkan ke Bingkai Mini Garden/ dokumentasi pribadi

Selain itu, kegiatan itu pun dapat membantu mengurangi anggaran belanja rumah tangga. Kita dapat menghemat uang untuk membeli bahan makanan lantaran kita memetik sendiri sayuran yang sudah ditanam. 

Sayuran itu pun jauh lebih segar, lebih alami, dan lebih nikmat disantap lantaran kita mengawasi sendiri proses pertumbuhannya. Jadi, kekhawatiran kita terhadap sayuran yang terpapar pestisida kimiawi dapat dikurangi berkat kegiatan bercocok tanam seperti itu.

Pakchoi yang Ditanam Dengan Mini Garden Bebas dari Pestisida Kimiawi Sehingga Aman Dkonsumsi Keluarga/ dokumentasi pribadi
Pakchoi yang Ditanam Dengan Mini Garden Bebas dari Pestisida Kimiawi Sehingga Aman Dkonsumsi Keluarga/ dokumentasi pribadi
Sementara itu, bumi pun dapat “tersenyum” berkat kegiatan itu. Dengan menerapkan konsep mini garden, kita telah membantu mengurangi sampah yang berserakkan. Hal itu tentunya penting lantaran jumlah sampah yang diproduksi setiap harinya sangatlah besar. 

Sebagai contoh, di wilayah DKI Jakarta sendiri saja, jumlah sampah yang dihasilkan per hari sudah mencapai 6000 ton [Sampah di Jakarta Diperkirakan Capai 6.000 Ton per Hari, www.nationalgeographic.co.id, diakses pada tanggal 24 September 2016]. Kita tentunya bisa membayangkan betapa banyaknya jumlah sampah itu dalam seminggu, sebulan, atau bahkan setahun! Mungkin saja, kalau tidak diolah, kita bisa membuat pulau sendiri yang terbikin dari jutaan sampah.

Pembuatan mini garden seperti dijelaskan di atas hanyalah sebuah langkah kecil untuk “menyehatkan” lingkungan. Biarpun demikian, kalau kita serius menerapkannya, bukan mustahil, suatu saat lingkungan kita akan jauh lebih asri, indah, dan bersih daripada sebelumnya. Bukankah lingkungan seperti itu menjadi tempat tinggal yang nyaman untuk diri kita sendiri dan anak cucu kelak?

Salam hijau.

Facebook: www.facebook.com/adica.wirawan

Twitter : @AdicaWirawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun