Kakek saya dari pihak ayah adalah orang yang sangat beruntung karena bisa hidup sampai usia 99 tahun. Itu adalah sebuah kejadian yang jarang sekali kita jumpai saat ini karena memang rata-rata umur manusia adalah 70 tahun.
Kakek saya adalah orang yang sangat sederhana. Ia tidak keberatan memakai kaos oblong putih dan celana panjang yang tipis sehari-hari. Ia juga tidak keberatan memakan sedikit nasi dicampur kuah sayur. Ia juga tidak keberatan tidur di ranjang yang sangat sederhana.
Gaya hidupnya dapat dikatakan jauh dari kemewahan, tetapi dia mempunyai daya hidup yang tinggi untuk orang seusianya.
Sewaktu penyakit belum mendera tubuhnya, kakek saya adalah orang yang aktif bergerak. Subuh-subuh ia sudah bangun. Ia pun pergi berladang di sebuah kebun yang terletak di samping rumah.
Walaupun sudah berumur, kakek saya tetap bugar, dan masih kuat berladang. Ia bercocok tanam sepanjang hari. Ia menggali tanah. Ia membabat rumput liar dan ilalang. Ia menanam bibit-bibit di tanah yang sudah digemburkan.
Semua pekerjaan berat tersebut dikerjakannya seorang diri. Setelah sepanjang hari bekerja keras, kakek biasanya pulang untuk makan dan mengobrol bersama anggota keluarga lainnya pada sore harinya. Pada malam harinya ia hanya tidur beberapa jam saja, dan pagi-paginya sudah beraktivitas seperti biasanya.
Ia bekerja setiap hari. Ia terus bekerja sampai kesehatannya memburuk, dan penyakit memaksanya tinggal sepanjang hari di rumah. Sekitar tahun 2010, kakek saya meninggal dunia pada usia 99 tahun.
Kami menyemayamkannya di samping makam nenek yang telah lebih dulu wafat 20 tahun yang lalu, dan kami terus mengenangnya sampai saat ini.
Saya selalu tertarik bagaimana orang seperti kakek mampu hidup sedemikian lama, sementara orang-orang di sekitarnya, yang hidup sezaman dengannya, sudah meninggal dunia lebih dulu karena beberapa sebab, seperti penyakit kronis dan kecelakaan? Rasa ingin tahu itu kemudian mendorong saya supaya mempelajari cara berumur panjang.
Setelah beberapa tahun, saya akhirnya membaca sebuah buku, berjudul The Blue Zone, karya Dan Buettner. Dan Buettner adalah seorang jurnalis yang bekerja untuk National Geographic.
Suatu ketika ia mendapat tugas untuk meliput orang-orang berusia panjang di beberapa belahan dunia. Ia diminta mendokumentasi dan mewawancarai orang-orang di Okinawa, Sardinia, dan Costa Rica, yang penduduknya mampu hidup lebih dari seabad.
Setelah melakukan observasi, Dan kemudian menulis sebuah buku, The Blue Zone, yang merangkum gaya hidup yang menunjang rentang hidup yang lebih lama. Berikut ini adalah empat poin yang saya rangkum dari buku tersebut.
Pertama, tetap aktif. Seperti kakek saya, orang-orang berumur panjang di Okinawa, Sardinia dan Costa Rica, adalah orang-orang yang tetap aktif bekerja biarpun sudah berusia lanjut.
Mereka umumnya adalah petani dan peternak, yang terus bekerja sepanjang hari. Mereka terus bekerja sampai mereka tidak bisa lagi. Oleh sebab itu, mereka tidak mengenal kata pensiun.
Jadi, untuk memperoleh usia panjang, Anda harus aktif melakukan pelbagai aktivitas biarpun Anda sudah memasuki masa pensiun. Tidak perlu melakukan pekerjaan yang berat, seperti lari maraton dan naik gunung. Juga tidak perlu memaksakan diri kalau tubuh Anda memang sudah tidak sanggup. Intinya adalah bahwa Anda harus tetap sibuk.
Nah, Anda bisa menghabiskan waktu dengan memulai bisnis misalnya. Anda dapat juga menekuni hobi yang tidak sempat Anda lakukan selagi aktif bekerja. Anda bisa mengantar cucu Anda ke sekolah.
Sementara itu, kalau Anda mempunyai jiwa sosial yang kuat, Anda dapat ikut kerja sosial. Anda bisa menjadi sukarelawan. Anda bisa menjadi pengajar nonformal. Anda bisa menjadi duta lingkungan atau sosial. Apapun bisa Anda lakukan asalkan itu mempunyai manfaat yang baik untuk Anda.
Kedua, punya tujuan. Hampir semua orang yang berumur panjang mempunyai tujuan yang jelas dalam hidupnya, entah tujuan tersebut besar, entah kecil. Tujuan tersebut menjadi sebuah alasan bagi mereka untuk terus melanjutkan hidup. Tujuan tersebut memberi mereka motivasi yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.
Sebagai contoh, kakek saya terbiasa bangun pagi-pagi untuk bekerja lebih awal di ladang. Ia sudah mempunyai rencana yang akan dilakukannya sepanjang hari.
Beberapa manula lainnya terbiasa mengurus rumah tangga sebagai alasannya untuk bangun pagi. Sebagian lagi merawat, membesarkan, dan mendidik cucu sebagai tujuan hidup.
Jadi, untuk dapat terus hidup lebih lama dan berkualitas, kita harus mempunyai tujuan hidup. Tentu saja tujuan tersebut tidak harus besar. Kita dapat memilih tujuan-tujuan sederhana, asalkan tujuan tersebut memberi motivasi yang kuat dalam diri kita.
Kalau Anda menomorsatukan keluarga, misalnya, Anda bisa merawat keluarga sebagai tujuan hidup. Pun, seandainya Anda masih terlibat bisnis keluarga, Anda dapat menjadikan tugas untuk mengelola bisnis sebagai alasan utama Anda tetap bangun pagi. Semua tujuan tersebut tentunya tak hanya memberi arah, tetapi juga memberi makna hidup bagi Anda.
Ketiga, mengonsumsi makanan alami. Ada sebuah ungkapan bahwa penyakit berasal dari makanan, dan ungkapan tersebut tentu ada benarnya.
Kita tentunya dapat melihat sendiri betapa buruknya dampak yang ditimbulkan kalau kita terbiasa mengonsumsi makanan yang tidak sehat, seperti junk food dan minuman berpengawet.
Makanan tersebut tentunya bisa menjadi bibit-bibit penyakit seperti, penyakit jantung, diabetes, dan stroke, yang tentunya akan memperkecil harapan hidup kita pada masa depan.
Nah, untuk menghindari makanan tersebut, kita harus beralih mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan higienis. Kita dapat meneladani pola makan orang-orang berusia panjang karena pola makan mereka adalah pola makan yang baik untuk kesehatan.
Mereka terbiasa mengonsumsi sayur-sayuran yang berasal dari darat atau laut. Mereka tidak segan mengonsumsi sayuran mentah, karena sayuran tersebut lebih kaya vitamin dan mineral, daripada sayuran yang sudah diolah. Oleh sebab itu, tubuh mereka cukup nutrisi dan sistem pencernaan mereka pun dapat bekerja dengan baik.
Bagi kita yang tinggal di perkotaan dan sudah jarang mengonsumsi sayuran segar, pola makan seperti memang harus ditumbuhkan. Itu harus dijadikan sebuah kebiasaan. Kita harus terbiasa mengongsumsi sayur-sayuran demi kesehatan kita.
Walaupun demikian, kita tak boleh sembarang mengonsumsi sayur. Kita harus jeli memilih sayuran yang baik karena tidak semua sayuran yang dijual bebas dari pestisida.
Untuk mendapat sayuran berkualitas, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah menanam sendiri sayuran di rumah. Kalau Anda mempunyai sepetak lahan yang menganggur di rumah, asalkan terpapar sinar matahari, kita dapat memanfaatkannya untuk berkebun sayuran, seperti tomat, cabai, pakcoi, kangkung, dan mentimun.Â
Kini sudah banyak sistem berkebun di lahan terbatas. Kita dapat menggunakan teknik mini garden atau hidroponik. Nah, untuk mengetahui sistem tersebut, silakan baca artikel saya pada link berikut.
Sayur Tumbuh Subur ala Vertikultur
Keempat, hidup bahagia bersama keluarga. Semua orang yang berumur panjang menikah dan mempunyai keluarga yang harmonis. Jarang sekali ditemukan orang yang berusia panjang yang hidup seorang diri.
Walaupun bersifat mengikat, keluarga juga memberi rasa aman. Oleh sebab itu, salah satu alasan orang menikah adalah rasa aman saat menjalani hari tua.
Orang berumur panjang menjalani pernikahan pada waktu yang lama. Mereka hidup akur dengan istri dan anak-anaknya. Mereka menjalani hidup yang bermakna bersama keluarga.Â
Mereka menikmati setiap momen bersama keluarga. Mereka hidup bukan untuk dirinya sendiri, melainkan sepenuhnya untuk keluarga. Oleh karena itu, pernikahan yang langgeng menjadi salah satu kunci untuk hidup lebih lama dan bahagia.
Hal itu tentunya bukan hal mudah diwujudkan. Berbeda dengan beberapa dasawarsa lalu, kini pasangan suami-istri lebih banyak bercerai. Umur pernikahan tidak berlangsung lama, dan itu tentunya tidak baik untuk kesehatan jasmani dan rohani.
Oleh sebab itu, bagi yang masih belum menikah, sebaiknya Anda mempunyai tujuan yang jelas dalam pernikahan. Anda harus mempunyai alasan yang kuat untuk menikah. Menikah itu bukan untuk mengganti status di KTP atau mengikuti trend, melainkan untuk tujuan yang lebih luhur lagi.
Sementara itu, bagi Anda yang sudah berkeluarga, kalau Anda belum memiliki visi pernikahan yang mantap, Anda perlu merumuskan ulang tujuan Anda menikah. Apa yang ingin Anda peroleh dari sebuah pernikahan? Apa tujuan utama Anda menikah?
Jawaban atas pertanyaan tersebut akan menuntun Anda untuk menemukan tujuan sebetulnya dari pernikahan.
Demikianlah beberapa cara untuk berusia lebih panjang dan bahagia sebagaimana disampaikan dalam buku blue zone, karya dan buetner. Semoga tulisan ini bermanfaat buat Anda. Semoga Anda berumur lebih lama dan lebih bahagia.
24-25 Mei 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H