Mohon tunggu...
Adib Imanudin
Adib Imanudin Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang bikin kopi

Mencintai Indonesia lewat kata- kata...

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Ganjar Prioritaskan Perbaikan Sekolah Terdampak Gempa, Ingatkan Saya pada Kaisar Jepang

3 Juli 2023   19:57 Diperbarui: 3 Juli 2023   20:13 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo gerak cepat dalam penangan dampak gempa Bantul di Kabupaten Wonogiri. Saat meninjau lokasi, Senin (3/7/2023), Ganjar prioritaskan penanganan gedung-gedung sekolah yang terdampak gempa.

Pria berambut putih itu memerintahkan jajaran dibawahnya untuk melakukan inventarisasi kerusakan serta audit bangunan sekolah, untuk kemudian segera ditangani. Menurutnya, kegitan belajar mengajar di sekolah harus kembali normal sesegera mungkin.

Apa yang dilakukan Ganjar mengingatkan saya dengan Kaisar Hirohito pasca Jepang kalah di Perang Dunia II. Kala itu, Hirohito bertanya berapakah jumlah guru di Jepang yang masih hidup? Hal itu penting bagi sang kaisar. Baginya, pendidikan adalah modal dasar untuk membangun kembali negerinya yang hancur lebur akibat terseret syahwat perwira-perwira angkatan darat yang haus darah.

Seperti Hirohito, Ganjar berpikir pendidikan adalah fundamental sebuah masyarakat. Bila pendidikan baik, kemakmuran, kebudayaan, kemajuan maupun hal-hal lain secara otomatis akan mengikuti. Sebaliknya bila pendidikan buruk, maka segala jenis hal negatif seperti kebodohan, kemiskinan dan sejumlah penyakit sosial juga bakal subur.

Selama sepuluh tahun memimpin Jateng, Ganjar menjadikan pendidikan sebagai prioritas dalam perang melawan kemiskinan.  

Sebut saja SMK Negeri Jawa Tengah, sekolah berasrama gratis bagi anak-anak darikeluarga miskin yang dimulai tahun 2014. Meski dengan embel-embel gratis, bukan berarti fasilitas yang diberikan seadanya. Guru-guru terbaik, fasilitas ruang kelas dan praktikum memadai, tempat tinggal hingga asupan gizi mereka juga diperhatikan. 

Bagi Ganjar, anak-anak keluarga miskin tersebut bila didukung dengan fasilitas yang baik juga mampu bersaing dan memperoleh kesempatan yang sama dengan anak-anak yang ekonomi keluarganya lebih beruntung. Setelah berhasil dengan SMKN Jateng di Semarang, Pati dan Purbalingga, Ganjar lantas menerapkan konsep tersebut di 15 SMK dengan sistem semi boarding.

Lantas bagimana anak-anak yang terpaksa berhenti sekolah karena harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarga? Dengan kreatifnya Ganjar membuat Kelas Jauh dan Kelas Virtual untuk mereka. Secara sederhana, program yang dirancang tahun 2019 ini bisa disebut sebagai "kelas karyawan" pada level SMA. Semua anak di Jateng harus sekolah. Apapun situasinya.

Pendidikan adalah investasi jangka panjang. Bisa jadi Ganjar belum bisa melihat panen raya dari apa yang pernah ditanamnya tersebut, sampai masa jabatan gubernur berakhir September 2023 mendatang.

Data BPS menyatakan, dibawah kepemimpinan Ganjar tren angka kemiskinan di Jateng tahun 2013-2022 terus menurun.

Tahun 2013 jumlah penduduk miskin di Jateng sebanyak 4,8 juta orang atau 14,44 persen. Ini adalah periode awal Ganjar menjabat atau mulai kuartal IV-2013, tahun 2014 jumlah tersebut turun menjadi 4,56 juta jiwa atau 13,58 persen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun