Perkampungan di Pulau sumba pada umumnya  rata-rata berada diatas perbukitan dan  disekitar punggung-punggung gunung yang letaknya memang masih sulit untuk dijangkau, bahakan letak antar kampung memang terbilang cukup  berjauhan, setiap Kampung di Sumba terdiri dari beberapa rumah yang memiliki pagar batu dan dua gerbang, pagar tersebut menandakan batas-batas wilayah atau sebagai satu kesatuan tempat tinggal.
Alasan kenapa Masyarakat Sumba membangun rumah atau tempat tinggal mereka diatas Bukit atau tempat-tempat yang tinggi adalah :Â
1 menghindari perang antar suku, masyarakat percaya bahwa ketika rumah dibangun diatas bukit mereka akan mendapat ketentraman dan keamanan, sehingga mereka bisa memantau musuh yang datang dari bawah.
2. Faktor Kepercayaan, Mereka Percaya bahwa tempat tinggi seperti bukit, Gunung juga merupakan tempat pemujaan terhadap roh-roh nenek moyang, Â sebagai tempatnya para Arwah dan sebagai tempat berkumpulnya roh nenek moyang.
Marapu Sebagai Panutan Hidup Orang Sumba
Marapu Merupakan Aliran Kepercayaan  Orang Sumba yang bersumber pada pemujaan Roh nenek Moyang dan yang masih dipegang teguh oleh sebagian masyarakat pulau Sumba sampai dengan detik ini.
Umumnya pemeluk aliran kepercayaan ini umumnya hidup di kampong-kampung yang jauh dari pusat keramaian. Inti dari ajaran marapu yaitu penyembahan terhadap roh-roh nenek moyang, mereka percaya bahwa melalui arwah leluhur, mereka dapat berkomuniksi dengan sang pencipta.
Marapu terdiri dari kata Ma yang berarti 'Yang'. Sedangkan kat rapu berarti 'Dihormati' dan 'Didewakan'. Atau mera dan appu.  Mera Artinya 'Serupa'dan Appu artinya 'Nene Moyang'. Jadi, Marapu artinya 'Serupa dengan Nene Moyang'. Pemujaan terhadap roh Nenek moyang atau leluhur merupakan hal yang paling menonjol dalam kepercayaan Marapu.
 Dalam Kepercayaan Marapu ada hal-hal yang  menjadi panutan hidup orang Sumba, yaitu ritual, salah satunya adalah Wulla Poddu atau bulan suci bagi penganut Marapu.
Wulla artinya 'Bulan'dan Poddu artinya 'Pahit'. Disebut pahit dikarenakan sepanjang bulan ini semua warga penganut Marapu harus berpantangan (Pemali) terhadap sejumlah hal seperti: penganut Marapu tidak boleh membangun rumah, mengadakan pesta apa pun, kalau ada yang meninggal dilarang pukul gong bahkan ditangisi, tidak boleh berhubungan badan dengan pasangan, dan tidak boleh memperbaiki rumah, terutama atapnya.
Bahkan Mereka juga dilarang memakan daging Babi dan Anjing, mereka hanya diperbolehkan makan sayur-sayuran dan daging ayam.