SUDAHÂ sangat lama pedagang konveksi Bukittinggi di Sumatra Barat menjalin ikatan bisnis "saling menguntungkan" dengan karibnya di Pasar Tanah Abang, Jakarta. Lihat saja pada penerbangan pesawat terakhir pada hari tertentu. Luar biasa jumlah penumpangnya. Kebanyakan saudagar konveksi Bukittinggi, baik yang berjualan di sekitar Pasar Atas atau di Aurkuning.
Mereka asyik bercerita sesamanya di ruang tunggu bandara Soekarno-Hatta sebelum keberangkatan dengan pesawat langganan Lion Air yang akan menerbangkannya ke Padang.
Kebanyakan mereka adalah perempuan tangguh. Pebisnis pakaian ataupun konveksi ulung, yang sudah turun temurun dari kakek-neneknya dulu dulunya.
Pedagang Bukittinggi sudah sejak lama berhubungan bisnis dengan karibnya di Tanah Abang dan sekitarnya. Mereka adalah pengusaha sukses yang mampu memberi pengaruh gaya berpakaian anak bangsa dengan harga terjangkau. Tanah Abang juga terkenal sebagai pusat konveksi dan pakaian dengan harga manenggang di kawasan Asia Tenggara dan belahan dunia lainnya.
Sungguh hebat arsitek pasar Tanah Abang. Bagaimana pun menjamurnya pusat perbelanjaan modern di Jakarta, yang namanya kawasan Haji Lulung itu belum terdengar dikalahkan oleh mal. Sebaliknya, satu persatu mal di Ibu Kota mulai kehabisan pelanggan dan tutup.
Di saat mesra-mesranya hubungan "percintaan" pedagang Bukittinggi-Tanah Abang, mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Pasar Atas Bukittinggi sebagai kebanggaan urang awak habis dihantam sigulambai, pada Senin pagi lalu (30/10/2017). Kita berduka, kita sedih, kita menangis. Semua bakalibuik. Kerugian luar biasa besarnya. Memprihatinkan.
Namun, kita tak boleh lama larut dan bersedih. Bukittinggi wajib bangkit kembali. Bersama kita bisa.
Pasar Atas perlu cepat dibangun kembali. Lebih modern dari sebelumnya. Tidak lagi semi moderen. Usahakan rencana bangunan baru lebih banyak daya tampungnya. Jadikan saja ukurannya sebesar pasar Tanah Abang yang kini sudah mengusung konsep modern.
Tidak perlu dipersulit problema yang ada. Bersatu semua unsur, pasti ada rasa keteguhan. Hindari fitnah, adu domba, dan vested intereset.
Tim pembangunan kembali Pasar Atas wajib berjiwa modern dengan nalar bisnis maksimal. Bukittinggi tidak perlu maangok kalua badan. Sejak dulunya, Bukittinggi punya pebisnis hebat dan modern.
Mari, bersama kita bisa, membangun pasar atas yang hebat, modern, dan jadi kunjungan menarik bagi pendatang untuk berbelanja.
Saatnya sekarang Bukittinggi memperlihatkan jati dirinya, mampu bersatu membangun sekitar 800 petak pasar yang lebih modern sebagai "kembaran Tanah Abang".
Pasar Bukittingggi bukanlah untuk rang Agam atau sumbar semata. Tapi, untuk Asia Tenggara. Bahkan dengungan bisnisnya sudah mesti mendunia.
Mari kita perlihatkan bahwa membangun Pasar Atas bukanlah sesuatu yang sulit. Buktikan bahwa Bukittinggi mampu mengatasi problemanya.
Jangan sampai dua kali problema besar melanda kota yang kita cintai ini. Cukuplah sekali problema dihadapi, yakni membangun stasiun kereta api. Membangun kembali Pasar Atas yang terbakar jangan sampai berlarut-larut pula masalahnya.
Bersama kita bisa. Bukittinggi, ayo, peliharalah seayun selangkah!*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H