Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masih Ada Nagari Belum 'Merdeka' di Sumbar

24 Agustus 2017   16:21 Diperbarui: 24 Agustus 2017   16:33 1851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
WALINAGARI Garabakdata, Pardinal, menelusuri jalan yang becek di perbatasan Jorong Sabiaaia dan Nagari Batubajanjang. Kendaran roda empat baru bisa dicapai hingga daerah tersebut. (FOTO. REPRO KORAN PADANG)

GARABAKDATA, seperti diakui sendiri oleh walinagarinya, Pardinal, masih belum 'merdeka'. Otomatis nagari tersebut masih terisolir. Angkutan terkenal di nagari itu adalah kuda beban.

Nagari Garabakdata masuk Kecamatan Tigolurah, Kabupaten Solok. Lokasinya berada di pedalaman perbukitan rimba raya yang masih 'perawan'.

Problema nagari belum merdeka itu sudah lama nyaring terdengar di Sumatra Barat. Bahkan, Gubernur Irwan Prayitno sudah berhasil 'menaklukkan' negeri itu dengan sepeda motor trabasnya.

Penyebab utama Garabakdata terisolir, sehingga dikatakan belum merdeka, adalah akses jalan yang sangat memprihatinkan. Jika jalan raya di nagari itu sudah 'rancak', berarti daerah otomatis sudah merdeka.

Sangat disayangkan, Walinagari Garabakdata dalam eksposenya di KORAN PADANG, edisi Rabu (23/8/2017), tidak menjelaskan jalan memprihatinkan itu level nagari, kecamatan, kabupaten, atau provinsi.

Kalau jalan itu jalan kabupaten, tidak mungkin terlewatkan oleh bupati. Pasti dibangun secara bertahap. Apalagi kalau jalan provinsi, dipastikan sudah lama 'rancak'-nya.

Namun jika memang jalan tersebut berkategori jalan kabupaten, sangat disayangkan kenapa bisa seperti itu. Kenapa tidak jadi perhatian oleh pihak pemerintahan yang berkantor di Arosuka? 

Kalau jalan 'kubangan kerbau' di Garabakdata itu ternyata statusnya masih jalan nagari, tidak pantas pula pemimpinnya menyebut nagarinya belum 'merdeka'. Bahkan, sangat diharapkan 'Pak Wali' punya inisiatif maksimal membangun permanen jalan 'kubangan kerbau' itu dengan memanfaatkan dana desa yang cukup besar saat ini. 

Walinagari bersama perangkat dan Badan Musyawarah (Bamus) menjadikan program utama membangun jalan tersebut. Bisa dengan memanfaatkan tenaga Babinsa TNI dan Babinkamtibmas Polri untuk mengkoordinir gotongroyong tahap demi tahap membangun jalan tersebut.

Kalau ternyata jalan itu sudah jadi pengawasan kabupaten, alangkah baiknya dijadikan sasaran manunggal atau bhakti TNI membangun desa.

Di masa sekarang sebenarnya tidak ada yang perlu dirisaukan. Yang penting adalah kerja terarah dan terjadwal. Sebaliknya, jika kawasan masih tertinggal, pertanda aparatnya tidak peka dengan problema daerahnya.

Sangat wajar Walinagari Garabakdata melaksanakan 'program pancingan' dengan melaksanakan gotongroyong secara terjadwal mengerjakan tahapan jalan yang memprihatinkan tersebut.

Walinagari jangan hanya sekadar mengumbar kata bahwa daerahnya belum 'merdeka' tapi harus diiringi pula dengan karya nyata bahwa jalan itu bisa dibangun.

Jalan sudah ada, tapi sifatnya masih tanah. Kalau hujan turun, berubah jadi 'kubangan kerbau'. Disinilah perlunya Walinagari untuk mampu menggenjot partisipasi warganya.

Kita percaya, dalam preiode kepemimpinan Bupati Gusmal, insyaallah Garabakdata lepas dari keterisoliran.

Hanya saja, kita belum melihat semangat juang warga setempat membebaskan nagarinya dari keterisoliran. Lain halnya dengan Nagari Gelugur, Kabupaten Limapuluh Kota, yang juga terisolir sejak lama. Sekarang kenyataannya nagari itu sudah bangkit. Berkat kegigihan Bupati Irfendi Arbi, banyak pihak turun tangan. Gubernur Irwan mendrop beragam kebutuhan warga, PT Semen Indarung mengirim semen untuk pembetonan jalan. Sekarang, Gelugur dalam tahap berjibaku keluar dari keterisoliran. Insyaallah, secepatnya Gelugur segera 'merdeka'.

Meski Garabakdata mengakui belum 'merdeka', tapi semangat berjibaku warganya dan pemerintahannya hendaknya seperti semangat warga Gelugur mencapai 'kemerdekaan'.

Sangat diharapkan 'program terpadu' Pemerintahan Kabupaten Solok, Kecamaan Tigolurah, Nagari Garabakdata, dan nagari-nagari lainnya yang masih terisolir bersama warganya untuk merdeka dalam arti yang sebenarnya. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun