Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Padang, 40 KK Bekas Gepeng Nikmati Kehidupan di Vila Sosial

12 Maret 2017   23:37 Diperbarui: 13 Maret 2017   00:00 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MENSOS Khofifah Indar Parawansa didampingi Walikota Padang Mahyeldi Ansyarullah saat memasuki perumahan untuk bekas gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kelurahan Balaigadang, Kecamatan Kototangah, Padang. (DOK. PRIBADI)

Bersyukurlah 40 kepala keluarga gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Padang, Sumatera Barat. Mereka dibuatkan ‘villa’ secara bergotongroyong. Tanah seluas dua hektar disediakan Pemko Padang. Sementara, Kementerian Sosial RI menyediakan rumah, pelatihan dua bulan, dana untuk usaha ekonomi produktif, dan peralatan rumah tangga. Ada lagi bantuan peralatan rumah tangga dari PKK dan Dharma Wanita serta dari Baznas Kota Padang.

Sedangkan kebutuhan lain, seperti listrik, disiapkan PLN bersama Bank BNI 46, air bersih oleh PDAM, dan jalan menuju lokasi oleh Dinas PU Kota Padang.

Rumah untuk 40 'gepeng' itu sudah selesai dikerjakan dengan swakelola oleh Yayasan Arrahmah, Padang, mitra Kementerian Sosial dan diresmikan Menteri Khofifah Indar Parawagsa, Kamis lalu (9/3/2017) lalu.

Menteri Sosial Khofifah menyebut 40 hunian 'gepeng' yang diberi nama perumahan ‘Saiyo Sakato’ itu letaknya sangat strategis. Di pinggiran timur bukit barisan, dari arah pusat Kota Padang. Dari kantor Balaikota jaraknya hanya sekitar 5 kilometer. Agak ketinggian lokasinya. Kelihatan Samudera Hindia dan sebagian hamparan Kota Padang.

“Bersyukurlah warga binaan, yang dulunya 'gepeng' menempati pemukiman yang lokasinya angat baik ini. Udaranya sejuk, pemandangannya indah, dan saya menyebut pemukiman ini sebagai villa,” kata Menteri Khofifah. Sebab, bangunannya bagus, seperti villa. “Saya harapkan, jangan lagi berusaha sebagai gelandangan dan pengemis juga,” kata Mensos Khofifah pada penghuni pemukiman baru yang merupakan program nasional Desaku Menanti Kemensos RI tersebut.

Mensos Khofifah tampak begitu puas menyaksikan kawasan pemukiman baru untuk warga dhuafa yang selama ini bekerja serabutan menggelandang, bahkan ada yang mengemis di berbagai kawasan ibuprovinsi Sumatra Barat tersebut.

MENSOS Khofifah Indar Parawansa didampingi Walikota Padang Mahyeldi Ansyarullah saat memasuki perumahan untuk bekas gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kelurahan Balaigadang, Kecamatan Kototangah, Padang. (DOK. PRIBADI)
MENSOS Khofifah Indar Parawansa didampingi Walikota Padang Mahyeldi Ansyarullah saat memasuki perumahan untuk bekas gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kelurahan Balaigadang, Kecamatan Kototangah, Padang. (DOK. PRIBADI)
Baik Walikota Padang Mahyeldi Ansyarullah maupun Gubernur Sumbar yang saat peresmian pemukiman itu diwakili Asisten ll Setprov, Syafruddin, sama-sama mengucapkan terimakasih pada Mensos Khofifah yang mensupport dana masing-masing rumah Rp30 juta untuk 40 buah rumah serta berbagai dana perangsang lainnya.

Untuk kawasan Sumatra, Kota Padang merupakan satu-satunya kota yang 'dapat rahmat' di mana 40 rumah dibuat untuk penyandang permasalahan sosial, gelandangan, dan pengemis. Di Jawa pemukiman dan program yang sama diadakan di Jogjakarta, Malang, dan Pasuruan. Untuk program tahun 2017, dikabarkan juga akan dibangun di Makasar, Sulawesi Selatan.

Diharapkan dalam tempo tiga tahun, mereka yang menikmati hidup di villa sudah mampu mandiri sekaligus bisa berzakat.

Di antara 40 KK bekas 'gepeng' yang berhasil menempati villa dibangun dengan sistem gotongroyong di Padang. (DOK. PRIBADI)
Di antara 40 KK bekas 'gepeng' yang berhasil menempati villa dibangun dengan sistem gotongroyong di Padang. (DOK. PRIBADI)
Ketua Yayasan Rahmah, Syahbuddin BSW, yang diberi kepercayaan membina 'gepeng' bersama Dinas Sosial Kota Padang sudah memberi pelatihan selama 60 hari beragam keterampilan kepada para penghuni pemukiman itu agar mereka tidak menggelandang dan mengemis lagi.

Latihan yang mereka terima di antaranya cara beternak ikan dan belut, membuat beragam kue, manajemen jualan barang harian, las, pertukangan, dan usaha rumah tangga lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun