Bersyukurlah 40 kepala keluarga gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Padang, Sumatera Barat. Mereka dibuatkan ‘villa’ secara bergotongroyong. Tanah seluas dua hektar disediakan Pemko Padang. Sementara, Kementerian Sosial RI menyediakan rumah, pelatihan dua bulan, dana untuk usaha ekonomi produktif, dan peralatan rumah tangga. Ada lagi bantuan peralatan rumah tangga dari PKK dan Dharma Wanita serta dari Baznas Kota Padang.
Sedangkan kebutuhan lain, seperti listrik, disiapkan PLN bersama Bank BNI 46, air bersih oleh PDAM, dan jalan menuju lokasi oleh Dinas PU Kota Padang.
Rumah untuk 40 'gepeng' itu sudah selesai dikerjakan dengan swakelola oleh Yayasan Arrahmah, Padang, mitra Kementerian Sosial dan diresmikan Menteri Khofifah Indar Parawagsa, Kamis lalu (9/3/2017) lalu.
Menteri Sosial Khofifah menyebut 40 hunian 'gepeng' yang diberi nama perumahan ‘Saiyo Sakato’ itu letaknya sangat strategis. Di pinggiran timur bukit barisan, dari arah pusat Kota Padang. Dari kantor Balaikota jaraknya hanya sekitar 5 kilometer. Agak ketinggian lokasinya. Kelihatan Samudera Hindia dan sebagian hamparan Kota Padang.
“Bersyukurlah warga binaan, yang dulunya 'gepeng' menempati pemukiman yang lokasinya angat baik ini. Udaranya sejuk, pemandangannya indah, dan saya menyebut pemukiman ini sebagai villa,” kata Menteri Khofifah. Sebab, bangunannya bagus, seperti villa. “Saya harapkan, jangan lagi berusaha sebagai gelandangan dan pengemis juga,” kata Mensos Khofifah pada penghuni pemukiman baru yang merupakan program nasional Desaku Menanti Kemensos RI tersebut.
Mensos Khofifah tampak begitu puas menyaksikan kawasan pemukiman baru untuk warga dhuafa yang selama ini bekerja serabutan menggelandang, bahkan ada yang mengemis di berbagai kawasan ibuprovinsi Sumatra Barat tersebut.
Untuk kawasan Sumatra, Kota Padang merupakan satu-satunya kota yang 'dapat rahmat' di mana 40 rumah dibuat untuk penyandang permasalahan sosial, gelandangan, dan pengemis. Di Jawa pemukiman dan program yang sama diadakan di Jogjakarta, Malang, dan Pasuruan. Untuk program tahun 2017, dikabarkan juga akan dibangun di Makasar, Sulawesi Selatan.
Diharapkan dalam tempo tiga tahun, mereka yang menikmati hidup di villa sudah mampu mandiri sekaligus bisa berzakat.
Latihan yang mereka terima di antaranya cara beternak ikan dan belut, membuat beragam kue, manajemen jualan barang harian, las, pertukangan, dan usaha rumah tangga lainnya.
Dari mengontrak rumah pondokan sebulannya sekitar Rp600 ribu satu kamar, sekarang mereka yang diharapkan tidak 'gepeng' lagi itu sudah bisa menikmati tinggal di rumah layak huni, bahkan menyerupai villa.
'Bersyukurlah', kata Menteri Khofifah dengan wajah berseri-seri melihat keberhasilan pembangunan pemukiman untuk warga yang selama ini hidupnya memprihatinkan tersebut. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H