Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketupat Tunjang, Teh Telur, dan 'Ota Lapau' Pilih Pemimpin

30 Januari 2017   12:48 Diperbarui: 30 Januari 2017   13:02 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak hanya di Padangpariaman saja, kedai minuman di Sumatra Barat punya andil besar bagi masyarakat dalam menentukan kemajuan mereka bernegara, berdaerah, dan bernegeri. Dari kedai minuman pula, warga Sumbar mampu menjatuhkan pilihan siapa pemimpin yang disukainya pada masa pilkada atau pemilu.

Sehingga, warung kuliner di Sumbar menjadi tempat pertemuan informal yang sangat berpengaruh. Siapa yang jarang duduk di warung, cenderung akan ketinggalan informasi.

Rata-ata pemimpin formal maupun informal di Minangkabau adalah mereka yang menjadikan lapau sebagai arena untuk mencapai kesuksesan. Itu pula sebabnya, siapa saja calon yang berkeinginan jadi pimpinan, selalu memanfaatkan lapau sebagai basis perolehan suara. Tak tertutup kemungkinan, salah satu penyebab kesuksesan anggota DPR RI Refrizal memperoleh kursi dewan adalah karena keakrabannya memanfaatkan moment kedai kuliner ini. Bahkan, sudah sangat banyak Refrizal 'membedah' lepau kuliner di daerahnya pemilihannya (dapil), Sumbar ll.

Lepau kuliner di Kuraitaji Padang Pariaman adalah salah satu contoh di Sumatra Barat yang menjadi pusat informasi kemajuan masyarakatnya. Saat ini, ribuan lepau lainnya terus meningkat jumlahnya, sesuai dengan populasi pertambahan penduduk yang semakin pesat.

Anda ingin sukses, maka pandai-pandailah memanfaatkan kedai kuliner ini. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun