Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bernilai Miliaran Rupiah, Panti Sosial Megah Hanya Dihuni 5 Anak

21 Desember 2016   20:48 Diperbarui: 22 Desember 2016   03:37 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi rencana jalan yang belum tembus juga. Sangat dibutuhkan partisipasi pemilik tanah. (Dokumentasi Pribadi)

Kementrian Sosial membangun panti untuk pembinaan anak-anak yang bermasalah dalam bidang hukum di Kelurahan Balaigadang, Kota Padang. Panti terbilang megah itu menghabiskan miliaran rupiah dana APBN tahun 2015 dan dibangun di atas tanah yang disediakan Pemkot Padang seluas 1,5 hektar.

Meski diberi nama Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial (LPKS) Kasih Ibu Sumatra Barat, dengan bangunannya yang megah, namun penghuninya saat ini hanya lima anak saja dari daya tampungnya sekitar 50 anak. Lebih ironis lagi, pegawai yang mengurus panti jumlahnya mendekati 20 orang. Sangat kontras jumlah pegawainya dengan anak binaan yang hanya lima orang saja.

Anak korban masalah hukum yang dibina di Panti 'Kasih Ibu' tidak sama dengan mereka yang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan. Anak-anak yang menempati panti itu adalah anak yang juga dijatuhi vonis hakim namun hukumannya rata- rata bilangan bulan saja. Dengan kata lain, mereka bukanlah korban dari perangainya yang terbilang berat dan meresahkan.

Di panti itu, anak-anak disibukkan dengan jadwal yang teratur, seperti berolahraga, berkebun, menerima bahan ajar berkaitan dengan pembinaan mental, salat berjamaah, hidup bersih, dan kerja bermanfaat lainnya.

Begitu juga pemondokannya melegakan. Tidak bersempit-sempit. Satu tempat tidur untuk satu orang.

Dua anak binaan sedang bermain tenis meja. (Dokumentasi Pribadi)
Dua anak binaan sedang bermain tenis meja. (Dokumentasi Pribadi)
Ketua LPKS Kasih Ibu Sumatra Barat dijabat Budi Satrialdi. Anak muda berpenampilan bersahaja itu didampingi beberapa orang staf yang langsung berada di bawah koordinasi Dinas Sosial Sumatra Barat.

Menurut Budi Sastrialdi, meski panti yang dipimpinnya terbilang baru dan belum populer keberadaannya, namun dia punya tekad memfungsikan panti itu lebih maksimal dan berusaha meningkatkan kerjasama dengan lembaga hukum di berbagai daerah. Sehingga, anak yang divonis dikirim ke panti itu.

“Kita akan bina mentalnya untuk kembali jadi anak baik-baik di tengah masyarakat,” kata Budi .

Di balik kemolekan bangunan Panti Kasih Ibu, ternyata masih ada problema yang mengganjal. Jalan masuk ke komplek panti itu belum permanen. Sepeda motor belum bisa menjangkau komplek panti dan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Seorang anak binaan Panti Kasih Ibu sedang menyiram sayuran di kebun komplek panti tersebut. (Dokumentasi Pribadi)
Seorang anak binaan Panti Kasih Ibu sedang menyiram sayuran di kebun komplek panti tersebut. (Dokumentasi Pribadi)
Sangat disayangkan ketika awal penyediaan tanah, jalan masuk tidak diprioritaskan. Sehingga sampai sekarang jalan sepanjang 15 meter dengan lebar sekitar 5 meter masih jadi pekerjaan rumah (PR) bagi aparat Pemprov Sumbar ataupun Pemko Padang.

Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Amasrul, mengatakan problema tanah untuk jalan ke panti Kasih Ibu terus diadakan pendekatan pada pemiliknya. Namun, pemiliknya minta imbalan dibangunkan rumah toko (ruko). Juga ditawarkan agar keluarganya bekerja di panti itu.

Lokasi rencana jalan yang belum tembus juga. Sangat dibutuhkan partisipasi pemilik tanah. (Dokumentasi Pribadi)
Lokasi rencana jalan yang belum tembus juga. Sangat dibutuhkan partisipasi pemilik tanah. (Dokumentasi Pribadi)
“Kita harapkan pemilik tanah tergugah hatinya menyerahkan sedikit lahannya untuk jalan menuju panti ini sebagai amal sosial yang imbalannya dari Allah. Namun, pemerintah juga arif dengan berkenannya pemilik tanah saling 'tolak ulur' untuk masa depan panti ini. Semoga saja pemilik tanah berkenan pada tahun 2017 mau berpartisipasi,” kata Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Sumbar, Suyanto. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun