Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Makan dan Belanja di Kota Wisata Bukittinggi Kini Tidak Nyaman Lagi

5 April 2016   14:02 Diperbarui: 20 Desember 2016   14:33 42809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk itu, siapapun yang datang ke Bukittinggi memang sangat dibutuhkan kehati-hatian. Perangai mempermainkan tamu yang berkunjung ke Bukittinggi ini sudah jadi rahasia umum bagi masyarakat, termasuk pendatang. Namun, para pemeras itu niscaya akan segera mati kutu. Sebab, seiring berlakunya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), insyaallah akan ada investor yang menanamkan modalnya di Bukittinggi untuk ditawarkan kepada pendatang, baik itu aneka model jahitan dan sulaman, termasuk rumah makan. Tentunya, para investor itu tidak akan memeras tamunya. Karena mereka tahu, jika tamu dan pengunjung tidak nyaman, mereka juga yang akan rugi. Saat itulah, para pemeras dengan beragam jalur bisnis itu akan mati kutu.

Tidak lama lagi, warga asing, Singapura, Brunei, Malaysia, segera menampilkan pelayanan bisnis yang menyegarkan di Sumatra Barat, termasuk di Bukittinggi. Kalau 'urang awak' tidak juga mengubah pola dagangnya, percayalah, tidak akan menunggu waktu lama untuk gulung tikar. Jadilah nanti 'ayam bertelur di atas padi mati kelaparan’.

Supaya yang jelek itu tidak sampai memukul pebisnis di Bukittinggi, jelas kerja keras Pak Wali Kota Ramlan Nurmatias sangat diharapkan. Kan iyo baitu, Pak Wali? Insyaallah! *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun