Untuk itu, siapapun yang datang ke Bukittinggi memang sangat dibutuhkan kehati-hatian. Perangai mempermainkan tamu yang berkunjung ke Bukittinggi ini sudah jadi rahasia umum bagi masyarakat, termasuk pendatang. Namun, para pemeras itu niscaya akan segera mati kutu. Sebab, seiring berlakunya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), insyaallah akan ada investor yang menanamkan modalnya di Bukittinggi untuk ditawarkan kepada pendatang, baik itu aneka model jahitan dan sulaman, termasuk rumah makan. Tentunya, para investor itu tidak akan memeras tamunya. Karena mereka tahu, jika tamu dan pengunjung tidak nyaman, mereka juga yang akan rugi. Saat itulah, para pemeras dengan beragam jalur bisnis itu akan mati kutu.
Tidak lama lagi, warga asing, Singapura, Brunei, Malaysia, segera menampilkan pelayanan bisnis yang menyegarkan di Sumatra Barat, termasuk di Bukittinggi. Kalau 'urang awak' tidak juga mengubah pola dagangnya, percayalah, tidak akan menunggu waktu lama untuk gulung tikar. Jadilah nanti 'ayam bertelur di atas padi mati kelaparan’.
Supaya yang jelek itu tidak sampai memukul pebisnis di Bukittinggi, jelas kerja keras Pak Wali Kota Ramlan Nurmatias sangat diharapkan. Kan iyo baitu, Pak Wali? Insyaallah! *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H