Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Era Presiden Jokowi, Pembangunan di Ranah Minang Sangat Dinamis

6 Maret 2016   13:36 Diperbarui: 6 Maret 2016   13:48 1928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="GUBERNUR Irwan Prayitno (kanan) serius berdialog dengan dua pemuka Sumatra Barat, H. Bachtiar Kahar Datuk Berbangso dan Brigjen (Purn) Dasiri Musnar Datuk Rangkayo Bungsu. (DOK. PRIBADI)."][/caption]GERAK Pembangunan di Sumatra Barat yang terkenal dengan 'Ranah Minang' di era Presiden Joko Widodo berlangsung sangat dinamis. Meski Presiden Jokowi baru setahun memimpin bangsa ini, namun geliat tahapan pembangunan semakin bergerak progresif. Berikut catatan berkaitan dengan pembangunan di Sumatra Barat pada masa pemerintahan Presiden Jokowi.

1. Program Perkeretaapian
Sungguh mencengangkan. Sebab selama ini keretaapi di Sumatra Barat boleh dikatakan 'hidup segan mati tidak mau'. Keberadaan keretaapi hanya sekedar apa adanya saja. Trayeknya yang ada hanya Padang - Pariaman. Pulang- pergi hanya sekali sehari. Boleh dikatakan, penumpangnya hanya ramai waktu libur saja dengan pengoperasiannya sistem subsidi. Hal demikian berlangsung sudah cukup lama.

Syukurlah, sejak kepemimpinan Presiden Joko Widodo, suasana perkeretaapian berubah drastis. Bukan saja trayek kereta api Padang - Pariaman pulang-pergi saja, tapi frekuensinya meningkat dua kali sehari dengan penumpang semakin bayak. Sebab, pelayanan juga semakin baik. Keretaapinya sekarang bersih dan jadwal tepat waktu. Citra keretaapi di Sumatra Barat semakin baik. Semoga saja hal ini semakin membanggakan ke depannya. Apalagi dengan akan beroperasinya keretaapi modern dengan trayek Padang-Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dalam waktu dekat.

Insyaallah, Pak Presiden berkenan nanti meresmikan trayek keretaapi Padang - BIM ini. Dan warga Minang tentu semakin bangga bahwa di daerahnya beroperasi keretaapi modern. Sementara di Jakarta - Soekarno Hatta, keretaapi entah kapan bisa dinikmati.

Selain Padang, juga Medan - Kualanamu sudah lebih dulu beroperasi keretaapinya. Sungguh membanggakan. Bahkan rel dua jalur juga sudah direstui Presiden pula. Hal ini tentu sangat membanggakan.

Bukan keretaapi bandara dan ke Pariaman saja program menghidupkan perkeretaapian di Sumatra Barat. Juga dari Padang terus ke Padangpanjang, berlanjut ke jalur Solok, Muarakalaban, Sijunjung, terus ke Logas Riau dan tersambung langsung ke lintas keretapi Sumatra, Aceh - Lampung.

Hanya saya Pak Presiden, kalau pembangunan jalan keretaapi dari Sijunjung sampai ke Logas tetap memakai rintisan jalan dibangun Jepang tempo doeloe, tentu ada kendalanya. Jalan lama itu sudah jadi jalan umum hotmix. Solusinya, jalurnya bisa dialihkan ke sisi jalan yang sudah permanen tersebut. Selain itu, kendala berupa bukit batu terjal yang luar biasa perlu dipikirkan solusinya.

Bagaimanapun juga, kalau jalan lama difungsikan lagi, mungkin saja biayanya lebih besar, sebab memaksa pemerintah membuat lagi jalan baru untuk kendaraan bermotor. Namun demikian, apapun hambatannya, tentu pemerintah tidak mau mundur.

Sungguh suatu kebahagiaan bagi rakyat Sumatra Barat, pembangunan perkeretaapian yang semakin bergerak kencang secepat laju kereta api itu sendiri yang manfaatnya sudah bisa dirasakan rakyat banyak. Kita berharap, semua program pengembangan perkeretaapian ini membawa dampak positif untuk kesejahteraan rakyat dalam arti yang sebenarnya.

2. Pariwisata
Kwasan Wisata Terpadu (KWT) Mandeh di Pesisir Selatan ditinjau langsung beberapa waktu berlalu oleh Presiden Jokowi dan kini semakin berkembang menggembirakan. Bahkan, disebutkan Gubernur Irwan Prayitno, investor dari Timur Tengah insyaallah akan segera menanamkan modalnya untuk mengembangkan kawasan Mandeh itu jadi lebih baik lagi.

Beragam objek wisata di Ranah Minang saat ini uga terus berlomba mempercantik diri. Pemerintah dan pebisnis yang bergerak dalam wisata tampaknya semakin bergairah mengembangkan sektor ini di daerahnya masing-masing. Dengan arti kata, apa yang diharapkan Presiden melalui nawacitanya, insyaallah berjalan sukses. Bukan di Sumatra Barat saja, tapi merata di Indonesia. Begitu yang kita harapkan.

3. Blusukan
Presiden sangat mengharapkan Gubernur, Walikota, Bupati, beserta aparatnya mengerti dengan kehendak rakyat. Untuk itu, di Sumatra Barat, apa yang diharapkan Presiden Joko Widodo tampaknya juga sudah berjalan sebagaimana mestinya. Boleh dikatakan, pada jadwal yang sudah diatur, para pejabat di daerah ini juga mulai mentradisikan blusukan. Dalam salah satu media massa terbitan Padang, pejabat yang paling gigih blusukan adalah Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias. Sebab, Bukittinggi kota wisata itu sudah lama kotornya. Semenjak tahun 1998 tidak pernah lagi dapat Piala Adipura sebagai lambang kota bersih. Sehingga, Walikota Ramlan setiap saat melakukan blusukan. Bersih, bersih, bersih. Dia begitu gigih mendorong staf dan rakyatnya untuk menciptakan Bukittinggi lebih bersih lagi.

Begitu juga Walikota Padang, H. Mahyeldi Ansyarullah. Subuh dinihari Beliau sudah blusukan dari masjid ke masjid. Diberinya hadiah kepada pelajar yang rajin shalat Subuh di masjid dan musala.

Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi, juga tampak begitu bergairah memompa semangat rakyatnya meningkatkan pembangunan. Meski baru sebulan dilantik, Irfendi sudah sampai blusukan ke nagarinya terujung, pedalaman Kecamatan Kapur lX.

Begitu juga Bupati Pasaman Barat Syahiran, Bupati Solok Gusmal, dan lebih asyik lagi Bupati Dharmasraya, Sutan Riska, yang boleh dikatakan setiap hari patroli di daerahnya. Beragam problema ditemuinya. Bahkan kritikannya yang mengejutkan, berupa rumahsakit yang tidak bersih. Tampak Beliau sangat kesal dengan keadaan terkini rumah sakit daerahnya yang sangat kurang perawatannya. Ruangan pasien yang centang-perenang, loteng rumah sakit copot bergelantungan, limbah, dan WC yang perlu dibenahi.

Nanti akan kelihatan, siapa di antara kepala daerah di Sumatra Barat yang benar-benar melaksanakan ajakan Presiden dengan maksimal dan siapa yang setengah-setengah. Hal ini tentu akan dibuktikan langsung dengan pengataman dan pengawasan rakyatnya masing-masing.

4. Pelaksanaan Pembangunan 
Dalam masalah ini, sesuai harapan Presiden, Bulan Januari segera dimulai pelaksanaan pembangunan. Ini yang tampaknya belum kelihatan di lapangan. Contohnya saja, Kantor Badan Ketahanan Pangan (BKP) Sumatra Barat di Jalan Raden Saleh, Padang, yang baru selesai pondasinya saja tahun 2015 lalu, ternyata sampai kini belum juga dikerjakan. Berkemungkinan besar seluruh proyek fisik tahun 2016 ini masih banyak yang belum dikerjakan.

[caption caption="BANGUNAN Rumahsakit Islam Ibnu Sina berlantai III yang sedang giat dikerjakan di Simpang Empat Pasaman Barat, sekitar 250 kilometer dari Kota Padang. (DOK. PRIBADI)"]

[/caption]

5. Stabilitas Mantap dan Terkendali
Secara umum Sumatra Barat aman dan terkendali. Roda pemerintahan berjalan lancar. Hanya saja, tindak kriminal agak meninggi. Perampokan sering terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota.

Tentang gejolak politik aman-aman saja. Meski ada muncul riak-riak mempertentangkan Presiden Jokowi dengan pemerintahan di Sumatra Barat, sebenarnya hal demikian sangkaan kecil sebagian orang saja. Termasuk pandangan orang Minang yang begitu rendah pada Presiden Jokowi. Meski disebutkan hasil survei, namun kalau diadakan lagi Pemilu Presiden dalam tahun 2016 atau 2017, hasilnya pasti tidak sama dengan Pemilu 2014 lalu. Diramalkan Presiden Jokowi akan menang. Sebab rakyat Sumatra Barat tidak punya dendam politik. Siapa yang kalah atau menang, hal yang biasa. Siapa yang menang, itulah pemimpinnya. Tiada dendam di antara kita. Bahkan dalam Pemilu Presiden dulu, Prabowo menang di Sumbar, ya diakui. Tapi, rakyat Minang tetap patuh dan hormat pada Presiden Joko Widodo. Hal demikian sudah mentradisi bagi warga Minang. Menghormati dan mematuhi yang menang dan tetap menghargai yang kalah serta tidak menjadikannya lawan yang dimusuhi.

[caption caption="SEBUAH rumah warga miskin yang selesai direhab memanfaatkan bantuan Kementerian Sosial RI, di Pasir Jambak, Kota Padang. (DOC. PRIBADI)"]

[/caption]Rakyat Minang sejak ‘doeloe’-nya sudah hidup dalam alam demokrasi, musyawarah mufakat, ‘Sami'na Wa Atho'na-nya', kami dengar dan kami patuhi apa yang dikatakan dan diperintah pemimpin.

Bagi rakyat Minang, tidak ada sama sekali dendam politik. Tidak boleh membenci. Tidak boleh asal menuding. Biar partai berlainan, kekerabatan tetap dipelihara. Apapun partai yang ada di Indonesia, sama bagi warga Minang. Sebab berlainan partai bukan untuk berlawanan, tapi untuk mempererat musyawarah dan mufakat.

Kalau ada warga Minang yang tidak suka dengan aksi suatu parpol, maka dia akan menyampaikan dengan hati-hati dibarengi bahasa yang santun. Dan penulis Minang, termasuk wartawannya, selalu berusaha mewarisi ‘kakobeh’ wartawan ternama Rosihan Anwar, Enggak Bahauddin, Buya HAMKA, Natsir, Rohana Kudus, Syafii Maarif, dan banyak lagi generasi pelanjutnya.

Bagaimanapun juga, Pak Presiden Joko Widodo, tentu sudah maklum 'kakobeh' orang Minang yang sebenarnya. Warga Sumatra Barat jelas terus menggantungkan harapannya pada Presiden Jokowi dalam menyukseskan pembangunan di Sumatra Barat.

'Indak laweh tapak tangan, jo nyiru kami tampuangkan'.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun