Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Markas Warung Padang 'Diserbu'

21 Februari 2016   12:44 Diperbarui: 21 Februari 2016   13:14 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hebatnya lagi, nasi uduk Jawa yang menyerang markas Warung Padang, mampu menciptakan komitmen 'persahabatan' dalam berjualan. Khusus Warung Padang mayoritas buka dari pagi sampai sore dan tidak seberapa warung Padang yang buka sampai larut malam. Sedangkan pada malam hari giliran warung nasi uduk yang mayoritas ‘tagak tenda’.

Tanpa kesepakatan tertulis, kemesraan terjalin antara kelompok 'Warung Padang' dengan saudaranya 'nasi uduk' dari tanah Jawa.

Di sisi lain, pengelola warung nasi uduk yang masih kurang modal bisa diusahakan dananya melalui Baitul Mall wat Tamwil (BMT) yang dimotori Pemko Padang di bawah kepemimpinan Walikota, H. Mahyeldi Ansyarullah.

[caption caption="DAPUR yang bersih menyebabkan pelanggan Nasi Uduk Lamongan Lili membuat pelanggan tak ragu mencicipi kelezatan kuliner khas Jawa itu. (FOTO | DOK. PRIBADI)"]

[/caption]

Kota Padang yang punya 104 kelurahan juga punya BMT 104 pula dengan modal awal masing-masing BMT Rp300 juta berasal dari APBD Provinsi Sumbar dan APBD Kota Padang.

Salahs atu warung nasi uduk yang laris di Kota Padang adalah Nasi Uduk Lili Lamongan yang berada di dekat Hotel Pangeran's Beach, Jalan Juanda, kawasan pinggir laut. Warung itu dapat pinjaman Rp5 juta dari BMT Kelurahan Flamboyan Baru dengan Ketuanya Drs. Bahkrum Manurung, MM. Ternyata dukungan BMT benar-benar membawa berkah bagi nasi uduk Lamongan tersebut. Sesorenya, Lili berhasil menggaet rupiah dari pelanggannya sekitar Rp650 ribu.

“Syukurlah,” kata Lili. “Berkat perhatian BMT, kehidupan kami sekeluarga semakin baik,” tambahnya. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun