Mohon tunggu...
Adi Bayu
Adi Bayu Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Saya Humoris

Saya Humoris

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Data Journalism, Genre Baru Media Online

1 April 2017   09:23 Diperbarui: 1 April 2017   18:00 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum mengenal jurnalisme data melalui tulisan ini, ada pendapat Data Journalism is the Future.Melalui buku panduan jurnalisme data yang diinisasi European Journalism Centre dan theOpen Knowledge Foundation :

“Data-driven journalism is the future.Journalists need to be data-savvy. It used to be that you would get stories bychatting to people in bars, and it still might be that you’ll do it that waysome times. But now it’s also going to be about poring over data and equippingyourself with the tools to analyze it and picking out what’s interesting. Andkeeping it in perspective, helping people out by really seeing where it allfits together, and what’s going on in the country”. -Tim Berners-Lee, founder of the World Wide Web-

Seringkali kita mengakses media online hanya tersajikan oleh gambar dan berbasis cerita fakta dari berbagai pandangan. Hal ini tentunya menjenuhkan, publik butuh sesuatu yang mencerahkan dalam penyampaian informasi berbasis jurnalisme. Dengan jurnalisme data, info grafik, video grafik serta diagram menjadi hal baru dalam lika-liku era digital khususnya media online. Data menjadi sumber utama dalam penyusunan story telling sehingga penggalian informasi ‘biasanya’ dilakukan secara lengkap dan mendalam. Visualisasi membantu menyajikan data secara menarik serta mudah dipahami karena terbantu unsur info grafik yang informatif.

Dalam satu makalah yang ditulis Mirko Lorenz (dimuat dalam prosidingData-driven journalism: what is there to learn”) pada satu konferensi DDJ tahun 2010, dia menambahkan bahwa jurnalisme data memiliki pendekatan lebih luas. Ia tumbuh seiring ketersediaan data terbuka (open data) yang bisa diakses oleh publik dan dapat diolah lewat peranti lunak terbuka (open source) Jurnalisme Data dan Big Data mengutip dari Data Journalism Handbook

Wahyu Dyhatmika dalam Senjakala Suratkabar dan Kebangkitan Jurnalisme Digital (indonesiana.tempo.co, 03/01/2016) :

“Jurnalisme data akan menjadi tulang punggung utama jurnalisme di era digital, karena teknik ini memungkinkan publik mengakses data mentah dengan utuh, tanpa perantara dari pakar, pemerintah atau pengamat”.

Dalam satu sesi di World Conference of Science Journalists (WCSJ) 2015 pada Rabu (10/06/2015) di Seoul, Jonathan Stray, wartawan freelance dan pengajar pada program gelar ganda Ilmu Komputer dan Jurnalisme di Columbia University, mengatakan masa depan mengenai jurnalisme data menjadi lebih mutakhir (sophisticated)seiring dengan banjirnya data di internet kerap disebut big data, yang memicu perkembangan tools untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Analisisnya akan bergantung pada kejelian terhadap angka dan kemahiran menggunakan tools pada komputer (sains.kompas.com, 15/06/2015). Justin Mayo data journalist dari Settle times memaparkan, beragam tools untuk analisis data kini tersedia, seperti Google, Refine untuk "membersihkan" data, Phyton yang berperan dalam coding, serta Cometdocs untuk mengubah format data untuk dianalisis.

Lalu, apakah yang dimaksud dengan big data ? Big data menjelaskan sekumpulan data yang mempunyai kapasitas besar dan tersimpan dalamsuatu server. Kelompok riset danstudi META Group Research (2001) menyebutkan bahwa istilah big data tidak hanya dicirikan oleh besaranatau volume data, tapi juga oleh dua hal lain disebut 3V termasuk kecepatan (velocity)dan keragaman (variety). Volume berhubungan dengan ukuran data. Dalamkonteks big data, ukuran minimal sudah level terabit (bukan lagimegabit atau gigabit). Kecepatan terkaitaras pertumbuhan data, yang menunjukkan seberapa sering volume data itu bertambah atau diperbarui . Sementara keragaman terkait jenis format data. Maka tidak heran ketika kitamencari dokumen melalui internet, akan tersedia berbagai format data seperti DOC, XLS,PDF dsb.

Dalam implementasinya,big data takhanya membutuhkan ‘set data’ yang besar, yang keluarannya cenderungkuantitatif. Tricia Wang, etnograferteknologi global, berpendapat bahwa big data sangat memerlukan thick data, keduanya saling melengkapi. Thick data merupakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi untuk mengungkap makna di balik visualisasidan analisis big data

Dengan adanya big data, dapat diolah melalui analisisseperti melakukan dugaan awal, tren pemberitaan, sebab-akibat peristiwa dll. Jurnalis dapat memanfaatkan big data sebagaibahan tulisan. Namun, yang perlu diperhatikan adalah kekuatan analisis,kelengkapan,kebenaranserta relevasinya terhadap kebaruansehingga tulisan menjadi matang.Big data ini juga memudahkan jurnalis untuk mempermudah memainkan sudut pandang/angle tulisan.Cara kerja jurnalis data hampir sama dengan jurnalis pada umumnya yaitu mengumpulkan data,mendapatkan data, mengolahdan menganalisis data. Hal yangmenjadi berbeda adalah proses menafsirkan data melalui info-info grafik,video maupun diagram. Hal ini menjadi pekerjaan yang menguras ketelitian,hati-hati dan jeli dalam menganalisis data.  

Dalam “Mendiskusikan Pentingnya Implementasi BigData dalam Jurnalistik”, Aliansi Jurnalis Independendan Microsoft Indonesia menyampaikan tentang konsep analisis dan visualisasi data dalam industri media Wahyu Dhyatmika, perwakilan dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mencontohkan salah satu pemanfaatan big data yang tepat dengan mengawinkan data tersedia untuk publik dengan teknologi tercermin dari apa yang dilakukan oleh India Spend, ConnectedChina, Medicare Unmasked yang disediakan oleh Wall Street Journal, dan perjalanan karier Kobe Bryant, dalam grafik foto dihadirkan oleh LATimes. Pada situs tersebut menyediakan berbagai informasi data yang ditumpahkan oleh seluruhnya pemilik oleh media. Terdapat pilihan menu, publik dapat memilih sendiri berdasarkan kebutuhan.

Melanjutkan,big data tidak lepas dari thickdata yaitu pemaknaan dari visualisasi, grafis, menggunakan cerita (story telling) hingga menghasilkanargumen kuat melalui big data. Dalam hal pemerintah, seluruh data yang berasal darikementrian, lembaga pemerintah, pemerintah daerah berbagai instansi lainnyaakan diintegrasikan di sini. Pada saat yang sama, bekerja dengan kelompok masyarakat dan media, pemanfaatan data tersebut juga terus didorong menjadi kian intensif. Dalam hal portal media berbasisinformasi jurnalisme data seperti pada portal tirto, kumparanberitagar, tempo (ada jurnalisme data), The New York Times, The Texas T ribune,The Los Angeles Times, financial times, The Guardian dll. 

Misalkan saja ketika kita ingin membacaportal onlineThe Guardian dari Inggris yang menyediakan blog data The Guardian .Media online ini secara khusus tidakmenganggap dirinya sebagai badan yang mencuri keuntungan/non-profit. Padaportal online  datablog The Guardian menyajikan kasus data pelanggaranHAM sejak tahun 1700-2015 . Pengelompokan kasus HAM inidikelompokkan menjadi beberapa kategori seperti kesehatan, keskeadilan, disability, keluarga, anak-anak, privat,korban kejahatan dll. Pada portal berita New York Times, terdapat video menampilkan diagram grafik, aktivitas manusia, peta wilayah, serta visual menarik. Contoh berikutnya, publik mendapatkan informasi kondisi California berdasarkan peta 2015 &2017, diagram garis, serta visual pegunungan salju.

Pada portal berita online Indonesia, kasus panama papers yang diangkat oleh tempo merupakan produk dari jurnalisme data. Tempo mengangkat kasus ini secaramendalam mengenai “Jejak Korupsi GlobalDari Panama” meskipun masih berupa ringkasan cerita. Pada portal melalui tulisan-tulisan yang jernih(clear), mencerahkan (enlighten), berwawasan (insightful), memiliki konteks(contextual), mendalam (indepth), investigatif,faktual, didukung banyak datakuantitatif dan kualitatif baik skundermaupun primer, serta dapat dipertanggungjawabkan.Tirto.id menghadirkan data-data, kronologi peristiwa, info grafik, analisismedia massa, video grafik dll. 

Hal serupa jugaterjadi pada Beritagar.id dengan menampilkandata-data melalui pemberitaanya. Misalkansaja berita mengenai  ‘Hari Sarapan atau Pekan Sarapan’ melaluipandangan hari sarapan nasional, manfaat sarapan, tingkat kecukupan energypenduduk >>55 tahun . Adanya kumpulan data dikemas sedemikian rupa sehingga publik memiliki carabaru dalam memahami serta pola pikir yang luas terhadap infomasi. Contoh selanjutnya pada portal berita online tirto.id secara ringkas menjelaskan mengenai matinya perusahan ojek online misalnya di Jakarta. Adanya visual info grafik yangmemberikan pemahaman kondisi yang ‘mati’ dan ‘bertahan’ dalam gempuran  persaingan ojek online. 

Publik dapat memilih tulisanberwarna biru pada artikel atau biasa disebut hypertext. Setelah klik, publik jugaakan mendapatkan info selanjutnya berbasis data info grafik. Dalam hal info grafik, wartawan harus bisa menuangkan datamelalui visualisasi dan mahir dalam penggunaan komputer khususnya mendesaininfo grafik dalam memikat hati publik sehingga mendapatkan view terbanyak dikunjungi.  

Dengan seiringnyaperkembangan teknologi, jurnalisme data akan semakin marak diIndonesia sehingga mengikuti konsep portal onlinekumparan, tirto dan beritagar. Mau tidak mau, kenyataan ini harus diterimaoleh masyarakat demi informasi cerdas dan unggul karena mengutamakan datasebagai pemberitaan. Jurnalisme data,wartawan mempunyai cara pendekatan baru kepada masyarakat dengan membangkitkanmedia online khususnya spesifikasi‘data’ melalui artikelnya. Selain itu, dengan menganalisis data menjadi suatucerita, harus selalu berpedoman terhadap aturan seperti Kode Etik

Wartawan harus selalu belajar dalammenganalisis, memvisualisasi serta menggunakan keterampilanya dalam menulishingga menjadi produk jurnalisme data yang berkualitas. Perspektif baru dalamdunia jurnalisme ini menonjolkan aspek visual warna-warni untuk sebuah cerita. Menjadi tantangan jurnalisme data yaituadanya data-data masyarakat semakin besar, publikasi data dari setiap media membludak, munculnya aplikasi-aplikasibaru sebagai upaya untuk membaca data, media profit akan berlomba-lomba untukmendapatkan rating terbaik sebagai situs paling banyak dikunjungi dennganmenampilkan jurnalisme data, situs pemerintah semakin meningkatkan kinerjanyadalam menampilkan data kepemerintahan dan adanya output terbaru dari media online mengenai jurnalisme data sehinggabelum tentu setiap PC/Laptop dapat mengaksesnya.

Ya, hal-hal tersebut merupakan tantangan yang harus diperhatikan oleh pemilik media. Dengan membanjirnya data, jurnalisme ini akan berkembang di semua negara. Tentunya akan berpengaruh juga terhadap profesi wartawan yang beralih dari konvensional hingga menempati posisi ini. Pelatihan juga dirasa perlu bagi wartawan data, jadi tidak hanya mengumpulkan lalu menulis saja, perlunya keahlian menafsirkan dan menganalisis data secara detail. Hasilnya, publik akan terus mempercayai pemberitaan media tersebut sebagai referensi informasi. Apapun pilihan penyampain berita oleh media saat ini, kita tidak hanya diam saja, bersikap kritis itu perlu apabila merasa ada hal keliru terhadap pemberitaan. Oleh karena itu, marilah kita siapkan era kebangkitan jurnalisme data sebagai masa depan pemberitaan dengan sikap kritis terhadap media.

Sumber :

Yudiantika. Rizki. A. (27/07/2016).Jurnalisme Data dan ‘Big Data.Diakses Kamis 30 Maret 2017 : 

Data-driven journalism: what is there to learn? (2010). Data-drivenJournalism Roundtable. Amsterdam: EuropeanJournalism Centre. Baca juga buku dan panduan jurnalisme data yang diinisiasi oleh European JournalismCentre dan the Open KnowledgeFoundation.

Dhyatmika. W. (03/01/2016). Senjakala Suratkabar dan KebangkitanJurnalisme Digital. Diakses Kamis, 30 Maret 2017 : 

https://indonesiana.tempo.co/read/57402/2016/01/03/wahyu.dhyatmika/senjakala-suratkabar-dan-kebangkitan-jurnalisme-digital

Indeks Berita. 2017. #Google.Diakses Kamis, 30 Maret 2017 : 

Wang. Tricia. (13/03/2013). Big Data Needs Thick Data. DiaksesKamis, 30 Maret 2017: 

Nabila. M. 2016. (15/11/2016). Mendiskusikan Pentingnya Implementasi BigData dalam Jurnalistik. Diakses Kamis, 30 Maret 2017 : 

Indiaspend. 2017. Diakses Kamis, 30 Maret 2017 : http://www.indiaspend.com/wp-content/DataRoom/index.html

Connected China. Diakses Kamis, 30 Maret 2017 : http://china.fathom.info/

The Wall Street Jurnal. Diakses Kamis, 30 Maret 2017 : http://graphics.wsj.com/medicare-billing/

Los Angeles Times. Diakses Kamis, 30 Maret 2017: http://graphics.latimes.com/kobe-every-shot-ever/

The Guardian. Diakses Kamis, 30 Maret 2017 : https://www.theguardian.com/data

Human Rights News, Views & Info. 50 Human Rights Cases ThatTransformed Britain. Diakses Kamis, 30 Maret 2017 : 

Duenes Steve & LeonhardtDavid. (07/10/2015). Using Innovative Storytelling to Illmuninate the World. Diakses Kamis, 30 Maret 2017 : 

Panama papers. Jejak Korupsi Global dari Panama.Diakses Kamis, 30 Maret 2017 : 

Kantor Staf Presiden. (07/03/2016). Mendorong Produk Informasi Berbasis Data. Diakses Kamis, 30 Maret 2017 : 

Tirto.id. 2017. Tentang Kami. Mengalir, jernih, mencerahkan bersama Tirto.id. Diakses Kamis, 30 Maret 2017 :  

Rentjoko Antyo. (13/03/2017). Hari Sarapan atau Pekan Sarapan?. Diakses Kamis, 30 Maret 2017 :

Kresna Mawa. (29/03/2017). Matinya Ojek Online Bermodal Cekak. Diakses Kamis, 30 Maret 2017 : 

Utomo. Wiji. Y. (15/06/2015). Statistika, Komputer dan Jurnalisme Masa Depan. Diakses Kamis, 30 Maret 2017 : 

Data Journalism Handbook 1.0 BETA.Why Is Data Journalism Important? Diakses Jumat , 31 Maret 2017 : 

Wilson Jim, Watkins D & Mc Phate Mike. (22/03/2017).  We Have Some Good News on the California Drought. Take a Look. Mammoth Lakes, Calif. Diakses Jumat , 31 Maret 2017 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun