Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Sirtex: Benang-Benang Nasib dalam Kain yang Mulai Lusuh

30 Oktober 2024   09:51 Diperbarui: 30 Oktober 2024   10:29 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sritex mungkin hanya satu nama, tetapi kisahnya adalah cermin dari perjalanan panjang dan penuh liku industri tekstil nasional.

Sebuah Pelajaran dari Sebuah Nama Besar

Masa depan tekstil Indonesia ada di tangan mereka yang berani mengubahnya, bukan pada mereka yang hanya mengandalkan kejayaan masa lalu.

Sritex adalah sebuah cerita yang memadukan ambisi, kekuatan politik, tekanan ekonomi, dan ironi dalam satu kain. Di balik setiap seragam yang diproduksi, ada cerita tentang harapan, kerja keras, dan juga kesulitan.

Saat ini, saat perusahaan ini berada di ambang kehancuran, ada banyak pelajaran yang bisa dipetik. Mungkin, di masa depan, yang dibutuhkan bukan hanya industri yang kuat, tetapi juga industri yang adil.

Sebuah industri yang dibangun dengan martabat, bukan dengan janji-janji kosong atau eksploitasi. Di balik kisah Sritex, ada pelajaran bahwa industri tekstil Indonesia masih bisa bangkit.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun